Mesir: Israel dan Hamas Terbuka soal Gencatan Senjata Lagi, tapi Ada Hambatan
Israel dan Hamas sama-sama terbuka soal gencatan senjata lagi, tapi masih ada perbedaan pendapat bagaimana pelaksanaannya.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Analis Optimis
Baca juga: Menlu Prancis Catherine Colonna Serukan Gencatan Senjata Kemanusiaan Segera di Gaza
Mengutip Al Jazeera, analis Youcef Bouandel mengatakan dia optimis akan adanya gencatan senjata baru.
Ada beberapa alasan yang menurutnya gencatan senjata akan terlaksana lagi.
“Pertama, pembunuhan para sandera oleh pasukan Israel sendiri,” kata profesor hubungan internasional di Universitas Qatar itu kepada Al Jazeera.
Pasukan Israel secara keliru membunuh tiga tawanan Israel di Gaza pada hari Jumat lalu.
Para tawanan itu bertelanjang dada dan salah satu dari mereka bahkan mengibarkan bendera putih tanda menyerah atau "jangan menyerang."
“Kedua, keluarga para sandera memberikan tekanan pada Netanyahu dan pemerintahannya untuk berbuat lebih banyak,” kata Bouandel.
Ia menambahkan bahwa alasan ketiga – dan yang paling penting – adalah bahwa pembebasan tawanan tidak mungkin terjadi ketika pemboman di Jalur Gaza terus berlanjut.
Peristiwa penting pada hari ke-73 perang di Gaza
Senin (18/12/2023) adalah hari ke-73 perang di Gaza dan begini kondisi terbarunya:
- Serangan udara Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia menewaskan sedikitnya 90 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya.
Baca juga: 50 Orang Tertimbun Reruntuhan di Jabalia, Buntut Serangan Israel
- Harga minyak naik hampir 1 persen di perdagangan Asia karena serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan penurunan ekspor dari Rusia memicu kekhawatiran pasokan.
- Para pejabat Palestina mengatakan tentara Israel menahan Ahmed Muhanna, direktur Rumah Sakit al-Awda di Gaza, di lokasi yang tidak diketahui.
- Freedom Theatre di Jenin terus menuntut pembebasan segera direkturnya, Mustafa Sheta, dan guru akting, Jamal Abu Joas.
- Pada hari Minggu, militer Israel menolak klaim bahwa pasukannya “membunuh” dua wanita yang berlindung di sebuah gereja Katolik di Gaza.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)