Sosok Misterius Muhammad Sinwar, Pembuat Terowongan Terbesar Hamas: Pernah Palsukan Kematian
Muhammad Sinwar yang menjabat sebagai Panglima Brigade Selatan Hamas disebut sebagai pemimpin pembangunan terowongan terbesar Hamas.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Daryono
Sinwar penah membantu kakaknya, Yahya Sinwar, bebas dari penjara Israel dalam pertukaran tawanan tahun 2011 silam.
Menurut Ronen Solomon, seorang analis intelijen independen, Sinwar dianggap salah satu dalang utama dalam perencanaan invasi dan penculikan orang Israel.
“Spesialisasinya dalam bidang penerobosan perbatasan dan penculikan demi (mengamankan) pembebasan semua tawanan,” ujar Solomon.
Baca juga: Foto-foto Terowongan Hamas yang Ditemukan Israel, Terbesar di Gaza, Habiskan Dana Jutaan Dolar
Solomon sudah menyelidiki Sinwar selama lebih dari dua dasawarsa. Dia memiliki banyak arsip dokumen, foto, dan hasil wawancara yang digunakan untuk mengetahui sosok misterius Sinwar.
Kata Solomon, warga Gaza kini bahkan sudah tidak mengenali Sinwar.
“Dia bergerak secara rahasia dan dalam jarak terbatas karena takut dibunuh Israel,” ujarnya.
“Selama dua dasawarsa terakhir, dia selamat dari enam percobaan pembunuhan.”
Tentara Israel pernah menghancurkan rumah keluarga Sinwar tahun 2004, setahun setelah dia selamat dari upaya percobaan pembunuhan.
Sepuluh tahun berselang, yakni pada tahun 2014, meletuslah perang antara Israel dan Hamas.
Kala itu Hamas merilis gambar yang memperlihatkan Sinwar terbaring di ranjang yang berlumuran darah.
Namun, Solomon mengatakan gambar itu palsu dan sengaja dibuat untuk melindungi tiga “pemimpin bayangan” Hamas.
Baca juga: IDF Bagikan Rekaman saat Saudara Yahya Sinwar Lakukan Tur Terowongan Hamas
Semenjak itu Sinwar tak lagi terlihat di depan umum. Dia hanya terlihat dalam bentuk siluet saat diwawancarai dengan Al Jazeera bulan Mei 2022.
Bahkan, dia tidak menghadiri pemakaman ayahnya pada bulan Januari 2022.
“Muhammad selalu lebih penting daripada saudaranya. Dialah orang yang menginisiasi dan menculik (tentara Israel bernama) Hilad Shalid,” kata mantan pemimpin Mossad.