355 Ribu Kasus Infeksi dan Penyakit Kulit Menular di Gaza, RS Kewalahan Prioritaskan Pasien
Ashraf Al-Qudra mengatakan tim layanan Kementerian telah mengidentifikasi 355ribu infeksi dan penyakit kulit menular di Gaza.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara resmi Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf Al-Qudra mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi 355.000 kasus infeksi dan penyakit kulit menular di Gaza.
Oleh karena itu, Otoritas kesehatan Gaza meminta lembaga-lembaga internasional untuk berupaya menyediakan air, makanan, dan layanan kesehatan yang layak di pusat-pusat penampungan.
Terutama untuk lebih dari 700.000 anak-anak, 50.00 wanita hamil dan 350 pasien kronis, termasuk 1.100 pasien dialisis ginjal dan ribuan orang yang mengalami luka-luka.
Akibat jumlah infeksi yang sangat besar, rumah sakit di Gaza selatan kewalahan menangani pasien yang membludak.
Saat ini, rumah sakit hanya mempiroritaskan kasus berdasarkan keterbatasan sumber daya klinis, medis, dan manusia untuk menyelamatkan nyawa, dikutip dari Roya News.
Sementara situasi kesehatan bayi baru lahir juga menjadi fokus saat ini karena vaksinasi yang semakin menipis di Gaza.
Pihak berwenang mendesak tindakan segera untuk menyediakan dan mendistribusikan vaksinasi ke seluruh wilayah Jalur Gaza.
Baca juga: Kementerian Kesehatan Gaza: IDF Telah Mengubah RS Al-Awda Jadi Barak Militer
Sebelumnya, para dokter dan pekerja bantuan telah memperingatkan akan adanya epidemi mengingat situasi kemanusiaan yang mengerikan dan sistem kesehatan di Gaza yang tidak berfungsi dengan baik.
Selain infeksi dan penyakit kulit menular, beberapa penyakit lainnya juga dilaporkan di Gaza.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus diare pada anak balita melonjak 66 persen menjadi 59.895, dan meningkat sebesar 55 persen pada populasi lainnya sejak 29 November hingga 10 Desember 2023.
Badan kesehatan PBB memperingatkan bahwa angka-angka tersebut kemungkinan tidak memberikan gambaran lengkap karena kurangnya informasi lengkap karena sistem kesehatan dan layanan lain di Gaza hampir runtuh.
Kepala bangsal anak di RS Nasser di Khan Younis di Gaza selatan, Ahmed al-Farra mengatakan minggu ini bahwa bangsalnya dipenuhi dengan anak-anak yang menderita dehidrasi ekstrem, menyebabkan gagal ginjal dalam beberapa kasus.
Ia juga mengatakan 15 hingga 30 kasus hepatitis A dilaporkan di Khan Younis dalam dua minggu terakhir.
"Masa inkubasi virus adalah tiga minggu hingga satu bulan, jadi setelah satu bulan akan terjadi ledakan jumlah kasus penyakit hepatitis A," katanya, dikutip dari Al Jazeera.
Dalam laporan terbarunya mengenai kondisi di Gaza, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan WHO telah melaporkan kasus meningitis, cacar air, penyakit kuning, dan infeksi saluran pernapasan atas.
Sejak gencatan senjata antara Israel dan Hamas gagal pada tanggal 1 Desember, ratusan ribu orang terpaksa berlindung di gedung-gedung, sekolah, dan tenda yang ditinggalkan.
Banyak lagi yang tidur di alam terbuka tanpa akses ke toilet atau air untuk mandi.
Sehingga hal tersebut menjadi salah satu penyebab banyaknya penyakit menular yang terjadi di Gaza.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel