Seorang Nenek Lempar Pertanyaan ke PM Benjamin Netanyahu: Akankah Bunuh Anak-anak Hasilkan Sesuatu?
Seorang nenek di Gaza melempar pertanyaan kepada Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu kala cucu kesayangannya tewas dalam serangan Israel.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Seorang nenek di Gaza melempar pertanyaan kepada Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu kala cucu kesayangannya tewas dalam serangan Israel.
Di sebuah rumah sakit di kota Rafah, Gaza selatan, Mohammed Zoghroub harus mengucapkan selamat tinggal kepada dua anaknya.
Seorang anak laki-laki berusia dua tahun dan seorang anak perempuan yang baru lahir dua minggu lalu, tewas dalam serangan dini hari di rumah mereka.
Zoghroub, yang terluka dalam serangan Israel, meringis perih saat membuka kain kafan untuk melihat wajah dua anaknya.
Istri dan ibunya berdiri di samping tempat tidurnya.
"Baru berumur dua minggu. Namanya bahkan belum terdaftar," kata nenek tersebut, Suzan Zoghroub.
Baca juga: UNICEF Sebut Gaza Jadi Tempat Paling Berbahaya di Dunia bagi Anak-anak
"Apakah dia berpikir bahwa dengan membunuh anak-anak ini dia akan mencapai sesuatu?," seru nenek itu kepada Netanyahu.
"Apakah mereka berhasil sekarang? Apakah dia sudah mencapai apa yang diinginkannya?,"
Suzan mengaku dia sekeluarga masih tidur ketika rumah mereka dihantam sebelum fajar.
"Kami menemukan seluruh rumah runtuh menimpa kami," katanya.
Selain duka yang dirasakan keluarga yang terpaksa melepas kepergian bayi-bayi mungil mereka, apa yang dirasakan anak-anak di pengungsian Gaza tak kalah menderita.
Baca juga: Voting Rencana Resolusi Dewan Keamanan PBB soal Akses Bantuan ke Jalur Gaza Ditunda Lagi, Kenapa?
Menurut Direktur Eksekutif Badan Anak-Anak PBB, Catherine Russell pengungsi di Gaza selatan tak punya cukup air untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Tanpa air bersih, akan ada lebih banyak lagi anak-anak yang meninggal karena kekurangan dan terpapar penyakit.
Kekurangan air telah menyebabkan 20 kali lipat rata-rata bulanan kasus diare pada anak-anak di bawah usia lima tahun, katanya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)