Mantan Sandera Takut Rudal Israel yang Bunuh Mereka, Bukan Hamas
Helikopter Israel terus menembaki mereka, warga Israel yang disandera Hamas, saat mereka berada di Gaza.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JERUSALEM - Seorang sandera warga Israel yang pernah ditawan Hamas mengaku takut terbunuh oleh serangan rudal yang terus ditembakkan helikopter militer Israel di Gaza, bukan mati di tangan Hamas.
Salah satu sandera yang ditawan oleh Hamas mengatakan bahwa helikopter Israel terus menembaki mereka saat mereka berada di Gaza.
Sebuah penyelidikan menyimpulkan bahwa pengakuan dari sandera tersebut dirilis oleh saluran berita CNN yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
Dalam sebuah laporan CNN berjudul: "Audio pertemuan panas yang bocor mengungkapkan kemarahan para sandera terhadap Netanyahu,” ditekankan beberapa catatan perbincangan dalam pertemuan Netanyahu dengan warga Israel yang dibebaskan oleh Hamas.
Pengakuan sandera yang mengatakan helikopter Israel menembaki warga sipil Israel termasuk di dalam paragraf keempat berita tersebut.
"Seorang wanita yang dibebaskan bersama anak-anaknya tanpa suaminya berkata dalam sebuah rekaman: Kondisi yang kami rasakan di sana tidak ada seorang pun yang melakukan [tindakan buruk] apa pun terhadap kami.”
“Kenyataannya adalah tempat persembunyian kami dibom dan kami harus dialihkan keluar [menghindari serangan] dan kami terluka. Kecuali itu [pada 7 Oktober] "Helikopter Israel menembaki kami dalam perjalanan ke Gaza," kata wanita itu.
Pernyataan tersebut keluar dari catatan rekaman audio pertemuan antara Perdana Menteri Israel Netanyahu dan para sandera yang dibebaskan oleh Hamas.
Dalam rincian pertemuan yang dibagikan oleh Ynet, salah satu situs berita terkenal Israel, para sandera dan kerabat mereka yang bertemu dengan Netanyahu sangat marah kepada Perdana Menteri atas serangan udara di Gaza.
Baca juga: Houthi Yaman Ancam Tenggelamkan Kapal Perang AS yang Kawal Kapal Kargo di Laut Merah
Dalam rincian beritanya, seorang mantan sandera Hamas mengatakan, suasana di tempat penawanan sangatlah sulit.
"Kami berada di dalam terowongan dan kami takut bahwa yang membunuh kami adalah Israel, bukan Hamas,” ujarnya.
“Lalu selanjutnya, mereka [Israel] akan mengatakan bahwa Hamas telah membunuh kami. Itu sebabnya kami sangat mendesak pertukaran tahanan dimulai sesegera mungkin dan semua orang bisa kembali ke rumah mereka," kata seorang sandera yang dibebaskan, sambil menyerukan gencatan senjata kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Benjamin Netanyahu Temui Keluarga Sandera Hamas
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bertemu beberapa keluarga warga Israel yang disandera di Gaza, Selasa malam, 19 Desember 2023.
Ada perbedaan pendapat mengenai apakah 15 atau 19 keluarga bertemu dengan perdana menteri. Identitas keluarga-keluarga pada pertemuan di Tel Aviv ditentukan oleh utusan penyanderaan Netanyahu, Gal Hirsch.