Human Rights Watch: Meta Bungkam Akun Instagram dan Facebook yang Pro Palestina
Human Rights Watch menulis laporan yang menyebutkan Meta membungkam akun Instagram dan Facebook yang pro-Palestina termasuk shadow banning.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
Ditemukan ada lebih dari 300 kasus, di mana pengguna tidak dapat mengajukan banding atas penghapusan konten atau akun karena adanya kelemahan dalam mekanisme banding, sehingga tidak mendapatkan solusi yang efektif.
Baca juga: Rugi Besar, Israel Tarik Brigade Golani dari Gaza, Hamas Unggul Lawan Pasukan Elit
Meningkatnya Sensor Konten Pro-Palestina di Instagram dan Facebook
Laporan yang ditulis Human Rights Watch mengonfirmasi bahwa konten yang disensor tersebut diterbitkan oleh warga Palestina dan para pendukungnya, dan sejumlah postingan mereka berhubungan dengan pelanggaran hak asasi manusia.
Setelah menulis laporan itu, Human Rigths Watch mengatakan jumlah kasus akan bertambah melebihi 1.050 kasus.
"Dari 1.050 kasus yang dia periksa, 1.049 kasus mencakup pemblokiran atau penindasan yang tidak dapat dibenarkan terhadap konten damai yang mendukung Palestina, sementara satu kasus mencakup penghapusan konten yang mendukung Israel,” katanya.
"Postingannya juga tunduk pada pembatasan, karena puluhan pengguna melaporkan tidak dapat memposting ulang, menyukai, atau mengomentari postingan Human Rights Watch yang menyerukan bukti sensor internet," tambahnya.
“Meta harus memberikan kebebasan berekspresi pada platformnya, termasuk mengenai pelanggaran hak asasi manusia dan gerakan politik,” kata Human Rights Watch.
Hamas Palestina vs Israel
Sejak pecahnya perang terbaru antara Hamas dan Israel, pendukung dari kedua pihak membanjiri media sosial dengan berbagai konten, yang mana pendukung pro-Palestina mendapat sensor ketat terkait Israel, yang membungkam kritik dan suara publik.
Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Sementara itu pembalasan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Kamis (21/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Al Jazeera.
Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel