WHO: Tidak Ada Lagi Rumah Sakit yang Masih Berfungsi di Gaza Utara
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Kamis mengatakan di wilayah Gaza Utara sudah tidak ada lagi rumah sakit yang masih berfungsi.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Kamis mengatakan di wilayah Gaza Utara sudah tidak ada lagi rumah sakit yang masih berfungsi.
Hal tersebut lantaran kurangnya sumber daya di tengah Israel yang terus membombardir Gaza.
“Sebenarnya tidak ada lagi rumah sakit yang berfungsi di wilayah utara,” kata perwakilan WHO di Gaza, Richard Peeperkorn melalui tautan video dari Yerusalem, dikutip dari Al Arabiya.
Salah satu rumah sakit di Gaza Utara yaitu RS Al-Ahli saat ini juga tidak dapat berfungsi maksimal.
“(Rumah Sakit) Al-Ahli adalah yang terakhir tetapi sekarang fungsinya minimal: masih merawat pasien tetapi tidak menerima pasien baru," jelasnya,
Peepkorn menjelaskan, saat ini RS Al-Ahli hanya memberikan perawatan terbatas.
Baca juga: Nasib Tragis RS Indonesia di Gaza: Dibombardir, Dituding Jadi Markas Hamas, Kini Diduduki IDF
Tidak hanya itu, jumlah staf medis di RS Al-Ahli juga hanya sekitar 10 orang yang terdiri dari dokter junior dan perawat.
Hanya dengan peralatan terbatas, 10 staf tersebut telah memberikan pertolongan pertama dan merawat pasien yang mengalami luka-luka.
Sebelumnya, RS Al-Ahli satu-satunya rumah sakit yang masih melakukan operasi bagi pasien yang mengalami luka-luka.
“Sampai dua hari yang lalu, rumah sakit tersebut adalah satu-satunya rumah sakit di mana orang yang terluka dapat dioperasi di Gaza utara," terangnya.
Namun banyaknya pasien yang harus menerima perawatan membuat rumah sakit tersebut kewalahan.
"Rumah sakit tersebut kewalahan menangani pasien yang membutuhkan perawatan darurat,” jelasnya.
Baca juga: Ribuan Anak Jadi Korban Pembunuhan Tentara Israel, UNICEF Jadikan Gaza Tempat Paling Bahaya di Dunia
Beberapa pasien di Al-Ahli telah menunggu berminggu-minggu untuk dioperasi.
Namun apabila mereka sudah dilakukan operasi, mereka akan menghadapi risiko infeksi pasca operasi karena kekurangan antibiotik dan obat lain.