Xi Jinping dan Mishustin Rayakan Kegagalan AS yang Berusaha Isolasi Rusia dari Perekonomian Dunia
AS berusaha mengisolasi Rusia dari perekonomian dunia sejak perang melawan Ukraina. Tetapi Rusia membuktikan bisa bertahan dengan bantuan China.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin di Beijing pada hari Rabu (20/12/2023).
Pertemuan tersebut dipandang sebagai "ejekan" kepada Barat yang gagal mengisolasi Rusia dalam perekenomian dunia, Business Insider melaporkan.
Pada pertemuan tersebut, Xi Jinping berjanji untuk lebih memperkuat hubungan China-Rusia karena perdagangan mereka melonjak melewati $200 miliar dalam 11 bulan.
"Kedua belah pihak harus memberikan manfaat penuh dari rasa saling percaya politik dan memperdalam kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan, energi dan konektivitas," kata Xi Jinping dalam pertemuan tersebut, seperti yang dilaporkan kantor berita pemerintah China, Xinhua.
Sehari sebelumnya, Mishustin bertemu dengan Perdana Menteri China Li Qiang.
Mishustin mengatakan bahwa hubungan antara Moskow dan Beijing telah mencapai “titik tertinggi sepanjang masa”, kantor berita Prancis Agence France-Presse melaporkan.
Baca juga: Sosok Yekaterina Duntsova, Calon Presiden Lawan Vladimir Putin di Pilpres Rusia 2024
Pertemuan ini adalah yang terbaru dari serangkaian pertemuan antara pejabat tinggi China dan Kremlin.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya bertemu dan memuji Xi Jinping di Forum Belt and Road Beijing pada bulan Oktober lalu.
Sebagai informasi, setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 lalu, Amerika Serikat dan negara-negara Barat berupaya mengisolasi Rusia secara ekonomi.
Barat memberlakukan sanksi ekonomi besar-besaran dan banyak perusahaan-perusahaan meninggalkan Rusia.
Namun China, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, memainkan peran penting dalam menjaga dapur perekonomian Rusia tetap mengepul.
China membeli minyak dan gas Rusia serta menjual barang-barang konsumsi ke Rusia seperti mobil dan komponen teknologi.
Rusia juga menikmati keuntungan dari peningkatan pendapatan minyak dan gas karena China tidak menunjukkan keraguan untuk terus membeli dari Rusia.
Keuntungan yang diperoleh Rusia memungkinkan negara itu untuk meningkatkan belanja militernya secara besar-besaran untuk melemahkan pertahanan Ukraina.