AS Tuduh Iran Otak di Balik Serangan Houthi Yaman di Laut Merah
AS menuduh Iran berada di balik serangan kelompok bersenjata Houthi yang berbasis di Yaman terhadap kapal barang yang melintas di Laut Merah.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) mengklaim Iran berada di balik serangan kelompok bersenjata Houthi yang berbasis di Yaman terhadap kapal barang yang melintas di Laut Merah.
“Kami tahu bahwa Iran sangat terlibat dalam perencanaan operasi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah. Hal ini konsisten dengan dukungan material jangka panjang Iran dan dorongan terhadap tindakan destabilisasi Houthi di wilayah tersebut,” ujar Adrienne Watson, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, Jumat (22/12/2023).
“Ini merupakan tantangan internasional yang menuntut tindakan kolektif,” sambungnya.
Meski begitu, Iran membantah telah terlibat dalam serangan yang dilakukan Houthi Yaman di Laut Merah.
Sebagaimana diketahui, Houthi Yaman telah menyerang banyak kapal selama beberapa pekan terakhir, dengan mengatakan pihaknya menargetkan kapal-kapal di Laut Merah yang memiliki hubungan dengan Israel sebagai respon terhadap serangan militernya di Gaza.
Serangan-serangan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap jalur minyak, biji-bijian dan barang-barang lainnya yang merupakan jalur perdagangan global yang penting.
Mereka berjanji akan terus melakukan serangan sampai Israel menghentikan agresinya terhadap warga sipil di Gaza.
Kapal Perang Inggris dan AS Tembak Jatuh Drone Houthi
Akhir pekan lalu, kapal perang Amerika Serikat (AS) dan Inggris dikabarkan telah menembak jatuh sebanyak 15 drone serang di Laut Merah.
Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan kapal perusak berpeluru kendali mereka menanggapi gelombang serangan drone dari daerah Yaman yang dikuasai kelompok Houthi.
Baca juga: Houthi Yaman Ancam Tenggelamkan Kapal Perang AS yang Kawal Kapal Kargo di Laut Merah
“Kami berhasil menembak jatuh sejumlah drone serang yang menargetkan kapal-kapal komersil di Laut Merah,” kata juru bicara CENTCOM.
Di saat yang sama, Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps juga mengatakan kapal perusak Angkatan Laut Inggris HMS Diamond berhasil mencegat rudal Sea Viper dan menghancurkan sebuah drone serang.
Baca juga: Israel Boncos, Pendapatan Pelabuhan Eilat Anjlok 80 Persen, Efek Serangan Houthi Yaman di Laut Merah
“Tidak ada korban jiwa ketika kami berhasil melumpuhkan rudal dan drone di Laut Merah,” ujarnya.
Shapps mengatakan, serangan terhadap kapal komersial di arteri perdagangan global oleh pemberontak Houthi Yaman “merupakan ancaman langsung terhadap perdagangan internasional dan keamanan maritim”.
“Inggris tetap berkomitmen untuk menangkis serangan-serangan ini untuk melindungi arus bebas perdagangan global,” kata Shapps.
Perusahaan Pelayaran Hindari Terusan Suez
Sejumlah perusahaan pelayaran memilih untuk menghindari Terusan Suez ketika Houthi Yaman terus meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah.
Baca juga: Bisnis Properti Israel Hancur Lebur Sejak Perang dengan Hamas di Gaza, Transaksi Merosot Tajam
Kapal Mediterranean Shipping Company (MSC) Palatium III berbendera Liberia dilaporkan mendapat serangan drone dari Houthi Yaman pada Jumat (15/12/2023) di Selat Bab al-Mandab di lepas pantai Yaman, di ujung selatan Laut Merah.
Tidak ada korban luka yang dilaporkan, tetapi kapal tersebut mengalami beberapa kerusakan akibat kebakaran dan tidak dapat digunakan lagi.
Baca juga: Serangan Houthi di Laut Merah Bikin Harga Mobil di Israel Melonjak, Pajak Naik, Dolar Menguat
“Kami akan mengubah rute beberapa layanan di sekitar Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika, sehingga menambah waktu berlayar kapal yang dipesan untuk transit di Terusan Suez,” kata juru bicara MSC.
Akibat serangan tersebut, perusahaan pelayaran lain seperti Maersk dari Denmark dan CMA CGM dari Prancis memilih untuk menghentikan semua pengiriman kontainernya melalui Selat Bab al-Mandab sampai pemberitahuan lebih lanjut.
“Situasinya semakin memburuk dan kekhawatiran terhadap keselamatan meningkat,” kata CMA CGM dalam sebuah pernyataan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.