Roket Hizbullah Meradang, Tewaskan IDF Muda Usia 19 Tahun, Tentara Israel Lainnya Luka Parah
Kelompok Hizbullah kembali melancarkan serangan menggunakan roket, menargetkan pasukan pertahanan Israel (IDF), tentara Israel ada yang tewas.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kembali mengumumkan salah satu anggotanya tewas dalam perang, Jumat (22/12/2023).
Anggota IDF itu tewas usai berperang melawan Kelompok Hizbullah, Lebanon.
Selain menewaskan tentaranya, seorang lainnya terluka parah akibat serangan roket dari kelompok Hizbullah di Israel utara tersebut.
Dalam pernyataannya, tentara Israel mengatakan serangan pada pagi itu terjadi di daerah Shtula.
Identitas IDF yang terbunuh diumumkan kepada publik, usianya masih muda, yakni Sersan Amit Hod Ziv berusia 19 tahun, dikutip dari Anadolu Agency.
Baca juga: Houthi Akui Tak Perlu Bantuan Iran dalam Serangan di Laut Merah: Seolah-olah Kekuatan Terkuat
Sersan Amit Hod Ziv bertugas di Batalyon 71 Brigade Lapis Baja ke-188.
Hizbullah sebelumnya mengatakan pihaknya menyerang sekelompok tentara Israel di dekat perbatasan selatan dengan Israel.
Diketahui, baku tembak dan ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel sejak serangan Hamas, yang diyakini telah menewaskan 1.200 warga Israel.
Sementara, hingga saat ini upaya genosida Israel telah membunuh lebih dari 20.000 warga Palestina di Gaza.
Selain itu, menyebabkan pengungsian dan kehancuran massal, serta kekurangan makanan, air dan obat-obatan.
WHO Serukan Gencatan Senjata di Gaza
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesu, menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, dilansir Al Jazeera.
Pihaknya mengatakan meskipun dia menyambut baik resolusi DK PBB yang menyerukan peningkatan bantuan ke Gaza, dia menegaskan bahwa gencatan senjataadalah persyaratan yang paling mendesak.
Baca juga: Satu-satunya yang Selamat saat Disergap Hamas, Tentara Israel: Itu adalah Mimpi Buruk
“Korban akibat perang sejauh ini tidak dapat diabaikan, termasuk hilangnya lebih dari 20.000 nyawa, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 53.000 orang terluka,” tulisnya di X.
Pihaknya menyampaikan gencatan senjata dilakukan lantara warga silip telah terancam kelaparan dan penyebaran penyakit.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)