Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Buka Opsi Deportasi Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan Mohammed Deif

Media Israel mengabarkan pemerintah Israel membuka opsi untuk mendeportasi pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan Mohammed Deif ke luar negeri.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
zoom-in Israel Buka Opsi Deportasi Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan Mohammed Deif
MAHMUD HAMS / AFP
Ketua sayap politik gerakan Hamas Palestina di Jalur Gaza Yahya Sinwar menghadiri rapat umum untuk mendukung masjid al-Aqsa Yerusalem di Kota Gaza pada 1 Oktober 2022. --- Media Israel mengatakan pemerintah Israel sedang mempertimbangkan untuk mendeportasi pemimpin Hamas. 

"Selama perang darat, Al-Qassam menargetkan setidaknya 5.000 tentara dan perwira, sepertiga di antaranya tewas, sepertiga lainnya terluka parah, dan sepertiga terakhir cacat permanen. Sedangkan untuk kendaraan militer, 750 di antaranya hancur, antara mengalami kehancuran total dan sebagian," katanya.

“(Brigade) Al-Qassam menghancurkan tentara pendudukan, dan berada di jalur untuk menghancurkannya, dan mereka tidak akan tunduk pada kondisi pendudukan,” tambahnya.

Gambar ini diambil pada 19 Desember 2023, menunjukkan tank-tank Israel meluncur melewati bangunan-bangunan yang rusak selama operasi militer di utara Jalur Gaza di tengah pertempuran yang terus berlanjut antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.
Gambar ini diambil pada 19 Desember 2023, menunjukkan tank-tank Israel meluncur melewati bangunan-bangunan yang rusak selama operasi militer di utara Jalur Gaza di tengah pertempuran yang terus berlanjut antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (GIL COHEN-MAGEN / AFP)

Baca juga: Ratusan Tentara Israel Tewas di Gaza, Netanyahu: Perang Berlanjut Kami Tak Akan Berhenti Lawan Hamas

Hamas Palestina vs Israel

Perang Israel dan Hamas semakin memanas setelah Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Hamas mengatakan serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.

Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.

Setelah pertukaran sandera selama 7 hari yang dimulai Jumat (24/11/2023), kurang lebih 138 sandera masih ditahan Hamas di Jalur Gaza.

BERITA TERKAIT

Sementara itu pembalasan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 20.424 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Senin (25/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Al Jazeera.

Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas