Jenderal Razi Mousavi Dianggap Martir, Iran Potensial Kobarkan Perang Langsung Lawan Israel
Niat Israel ini menjadi alasan lain yang menyeret Iran untuk terjun langsung ke dalam peperangan, tidak lagi sebagai suporter, tetapi sebagai player.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Jenderal Sayyed Razi Mousavi, Perwira yang Dianggap Martir dan Seret Iran Terjun Langsung ke Perang
TRIBUNNEWS.COM - Saat milisi pembebasan Palestina, Hamas melancarkan Operasi Banjir Al Aqsa, 7 Oktober silam, Iran bersikukuh untuk tidak terlibat dalam peperangan melawan Israel dalam serangan Gaza.
Ketika Israel membalas serangan Hamas lewat bombardemen dan bumi hangus Gaza yang menewaskan puluhan ribu warga sipil, Iran juga baru 'sekadar' menekan lewat cara diplomasi dan penggerakan milisi-milisi proksinya.
Namun, kematian, Jenderal Sayyed Razi Mousavi, Komandan Garda Revolusi Iran (IRGC) di Suriah, dinilai banyak pihak akan menjadi alasan Teheran untuk mengobarkan perang langsung terhadap Israel.
Baca juga: Iran Bersumpah Balas Israel atas Kematian Jenderal Pasukan Garda Revolusi yang Tewas di Suriah
Kantor Berita Iran Tasnim mengonfrimasi kalau Jenderal Sayyed Razi Mousavi terbunuh dalam putaran terakhir serangan Israel yang dilakukan secara bergelombang di Damaskus pada Senin (25/12/2023).
Menurut laporan Tasnim, dengan mengutip sumber-sumber Iran di Suriah, serangan itu memang menargetkan sang jenderal.
“Rezim Zionis menembakkan tiga rudal dari wilayah pendudukan Golan yang menargetkan Jenderal Mousavi di daerah Zeinabiyeh di Damaskus,” tulis laporan tersebut.
Sementara itu, Kantor Berita Anadolu Turki mengutip media Suriah, melaporkan, serangan Israel dilakukan secara terangkai di wilayah tersebut.
"Suaranya (serangan Israel ke Damaskus) bergema secara luas di pinggiran ibu kota.”
Baca juga: Ansarallah Houthi Yaman Tantang AS Cs, Iran Peringatkan Bakal Ada Banjir Darah di Laut Merah
Siapakah Jenderal Mousavi?
Laporan Tasnim mengatakan Jenderal Mousavi adalah satu di antara penasihat militer paling senior di IRGC.
Dia bertugas di Suriah dan salah satu teman dekat komandan militer Jenderal Qassem Soleimani yang terbunuh.
IRGC mengeluarkan pernyataan dalam bahasa Persia tentang terbunuhnya jenderal penting Iran tersebut.
“(Kami) memberi tahu bangsa Iran bahwa beberapa jam yang lalu, dalam serangan rudal kriminal yang dilakukan oleh rezim pembunuh anak-anak, Zionis, Brigadir Jenderal Sayyed Razi Mousavi, salah satu penasihat militer veteran IRGC di Suriah, menjadi martir."
“Martir Mousavi adalah salah satu rekan Jenderal Martir Haj Qasem Soleimani dan bertanggung jawab mendukung front perlawanan di Suriah."
“(Kami tekankan) bahwa rezim Zionis yang kejam dan kejam pasti akan menanggung akibatnya atas kejahatan ini,” tulis pernyataan resmi korps Garda Revolusi Iran.
Eskalasi Iran Pontesial Meningkat dari Suporter Menjadi Player
Segera setelah operasi militer Hamas di Israel selatan dan perang mematikan Israel di Gaza pada tanggal 7 Oktober, bentrokan meletus antara milisi proksi dan sekutu Iran di wilayah tersebut dan Tel Aviv.
Bentrokan terjadi setiap hari namun 'terkendali' di area perbatasan selatan Lebanon antara kelompok Perlawanan Hizbullah, sekutu utama Teheran, dan tentara pendudukan Israel.
Meski terkendali, dalam artian jangkauan yang tidak meluas, pertempuran cenderung makin sengitu dan menyebabkan sejumlah korban tewas dan luka-luka di kedua sisi.
Adapun Teheran telah berulang kali menegaskan kalau mereka tidak memiliki kendali atas milisi-milisi sekutunya di kawasan, termasuk gerakan Ansarallah di Yaman.
Namun, Israel dan Amerika Serikat sering menuduh Iran mendalangi tindakan ‘klien’ regionalnya.
Pembunuhan Jenderal Mousavi terjadi hanya beberapa jam setelah Washington menuduh Teheran menyerang kapal Israel di Samudera Hindia.
Baca juga: Laut Merah Membara, Arab Saudi Diuji: Tunduk Pada Perintah AS atau Berdamai dengan Yaman
Teheran adalah suporter kuat milisi Perlawanan Palestina di Gaza namun belum terlibat langsung dalam perang tersebut, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina dalam waktu kurang dari tiga bulan.
Namun status martir Jenderal Mousavi ditambah sumpah IRGC untuk membalas Israel, bakal bisa mengubah niat Iran yang selama ini tampak cenderung menahan diri.
Di sisi lain, Israel memang berniat memaksa Amerika Serikat (AS), sekutu abadi mereka, untuk secara langsung menghajar Teheran.
"Israel ingin memperluas cakupan perang, kata para analis, untuk menekan Washington agar terlibat langsung dalam serangan militer terhadap Iran," tulis laporan PC.
Serangan Israel ke Suriah yang menewaskan sang jenderal Iran ini, digambarkan analis Barat sebagai “interwar operation" alias "operasi perang antarperang,”.
Artinya serangan udara ini merupakan persiapan untuk perang lain yang akan segera terjadi.
Niat Israel ini menjadi alasan lain yang menyeret Iran untuk terjun langsung ke dalam peperangan, tidak lagi sebagai suporter, tetapi sebagai player.
Terlebih, Iran dan Israel memang musuh bebuyutan yag punya sejarah konflik.
Para ahli militer memperingatkan, keterlibatan langsung Iran akan menyebabkan perang regional yang lebih besar, yang akan memperburuk situasi yang sudah mengerikan di Gaza.
(Oln/*/PC/AJA/TC)