IDF Diserang Infeksi Jamur Mematikan, Warga Israel Terancam Tertular, Tinggal Tunggu Waktu
Kasus infeksi jamur mematikan terjadi pada sejumlah tentara Israel yang terluka dan kembali dari Gaza.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Israel tengah dilanda kekhawatiran karena salah satu personel Pasukan Pertahanan Israel (IDF) meninggal setelah terkena infeksi jamur berbahaya.
Dua pekan lalu tentara itu dilaporkan terluka dan dibawa ke Pusat Kesehatan Assuta Ashdod.
Meski dia sudah mendapat perawatan intensif, infeksi jamur yang menderanya tidak bisa ditangani dan dia pun meninggal.
Pejabat kesehatan dalam kemiliteran Israel belum mengumumkan apa penyebab pasti kematian tentara itu.
Akan tetapi, telah dikonfirmasi bahwa kasus infeksi jamur seperti itu juga terjadi pada sejumlah tentara yang terluka dan kembali dari Gaza.
Dilansir dari The Times of Israel, sejumlah pakar kesehatan telah memperingatkan adanya kasus infeksi jamur mematikan itu.
Seluruh rumah sakit di Israel juga telah melaporkan adanya peningkatan besar kasus tentara terluka yang mengalami infeksi yang resisten terhadap antimikroba.
Baca juga: AS Hadiahi Si Anak Emas Israel 230 Pesawat Kargo dan 20 Kapal Muatan Senjata
Prof. Nadav Davidovitch, seorang epeidemiolog di Universitas Ben-Gurion, mengatakan para tentara itu berkontak dengan tanah yang tekontaminasi.
Davidovitch menyebut saat ini tidak ada banyak tentara dengan infeksi itu yang berada di antara warga Gaza.
Perang antara Hamas dan Israel telah mengakibatkan krisis kemanusiaan dan banyak warga Palestina harus tinggal di tenda pengungsian.
Kondisi ini disebut memunculkan sejumlah wabah penyakit yang bisa juga bisa mengancam tentara Israel di Gaza.
Di sisi lain, juru bicara IDF mengklaim tidak ada wabah penyakit menular di antara tentara IDF.
Namun, pakar kesehatan memperingatkan bahwa seluruh penyakit menular di Gaza bisa masuk ke wilayah Israel dalam waktu dekat melalui para tentara yang pulang ke Israel
Baca juga: Lagi-lagi Israel Telanjangi dan Todong Senjata Puluhan Warga Palestina, Kini Ada Wanita & Anak-anak
"Penyakit tidak punya perbatasan. Kita harus menangani situasi ini dengan serius," kata Davidovitch.
Dia menyebut kasus infeksi yang resisten terhadap antimikrobal sudah lama menjadi masalah besar di Gaza.
Hal itu disebabkan oleh ketidakcocokan penggunaan antibiotik dan kegagalan pasien untuk menjalani pengobatan secara lengkap karena kurangnya obat-obatan.
Seperti Davidovitch, Prof. Galia Rahav yang menjadi kepala Asosiasi Penyakit Menular Israel mengatakan masalah bakteri yang resisten di Gaza telah lama diketahui.
"Agar jelas, tentara IDF yang terluka tidak dirawat di rumah sakit Gaza. Mereka terkena infeksi ini karena bakteri, jamur, atau parasit di tanah atau lumpur di Gaza tempat mereka berbaring hingga dievakuasi. Mereka memiliki luka terbuka yang panjang dan diinfeksi mikroba," kata Davidovitch.
Baca juga: Warga Gaza Dilanda Kelaparan Akut Jika Perang Israel-Hamas Tak Segera Berakhir
Sistem kesehatan diminta Israel bersiap
Keberadaan ratusan ribu ribu tentara Israel di Gaza memunculkan kemungkinan mereka terinfeksi penyakit di Gaza dan menularkannya ketika sudah pulang ke Israel.
Saat ini tentara Israel tidak banyak berkontak langsung dengan warga di Gaza selatan. Akan tetapi, mereka nantinya bisa lebih sering berkontak.
"Jika perang berlanjut, akan ada lebih banyak interaksi antara tentara dan masyarakat setempat dalam beberapa pekan atau bulan mendatang," ujar Davidovitch.
"Itu pastinya memunculkan lebih banyak kemungkinan tentara IDF terinfeksi dan mereka membawa infeksi itu ke Israel saat pulang."
Davidovitch mengatakan IDF dan pejabat Israel harus membuat rencana untuk menanganinya.
Baca juga: AS Tolak Permintaan Heli Apache Terbaru oleh Israel, Pengiriman Amunisi Tank Dipercepat
(Tribunnews/Febri)