Ansarallah Houthi Yaman Tak Mau Berdamai dengan Arab Saudi Jika Statusnya Perantara
Seorang pejabat Ansarallah menyatakan bahwa Arab Saudi harus menjadi pihak langsung dalam perjanjian tersebut
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Sumber tersebut menyatakan harapannya kalau "peta jalan akan segera ditandatangani dan tidak ada hambatan yang muncul."
Pekan lalu, Kementerian Luar Negeri Saudi mengeluarkan pernyataan yang menyatakan dirinya sebagai mediator dan bukan pihak langsung dalam konflik tersebut.
Pernyataan tersebut menambahkan:
“Dukungan Kerajaan Saudi yang berkelanjutan terhadap Yaman dan saudara-saudaranya, dan keinginannya yang terus-menerus untuk mendorong pihak-pihak di Yaman untuk duduk di meja dialog, untuk mencapai solusi politik yang komprehensif dan abadi di bawah naungan PBB, dan untuk menggerakkan Yaman menuju kebangkitan komprehensif dan pembangunan berkelanjutan yang memenuhi aspirasi saudara-saudaranya."
Dalam upaya nyata untuk melestarikan perjanjian perdamaian, Arab Saudi menolak permintaan AS untuk bergabung dengan koalisi angkatan laut untuk mencegah serangan Ansarallah terhadap kapal-kapal terkait Israel yang melakukan perjalanan melalui Bab al-Mandab yang strategis menuju Terusan Suez.
Baca juga: Iming-iming AS Tak Mempan, Arab Saudi Pilih Damai dengan Yaman Ketimbang Bela Israel di Laut Merah
Ansarallah telah melakukan lebih dari 100 serangan drone dan rudal terhadap kapal komersial milik Israel atau dengan tujuan Israel dan telah meluncurkan rudal dan drone di pelabuhan Eilat selatan Israel.
Ansarallah telah melakukan serangan dalam upaya menghentikan aksi pemboman Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
Bombardemen Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan 21.000 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak.
Aksi Israel ini oleh para pemimpin Ansrallah dan pihak lain dipandang sebagai genosida.
(oln/almydn/*)