Dubes Rusia: AS Kirim Kado Tahun Baru Paling Berdarah ke Ukraina
Duta Besar Rusia untuk Washington, Anatoly Antonov mengatakan AS mengirim kado tahun baru paling berdarah ke Ukraina berupa senjata.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS), Anatoly Antonov, mengkritik AS atas paket senjatanya baru-baru ini ke Ukraina.
Ia menyatakan hal mencerminkan niat untuk melawan Rusia sampai tentara Ukraina yang terakhir.
Pernyataan Anatoly Antonov menanggapi bantuan militer senilai 250 juta dolar dari AS untuk Ukraina.
AS mengirimkan amunisi pertahanan udara, roket, peluru artileri, dan senjata ringan, yang disetujui pada Rabu (27/12/2023) oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden.
Anatoly Antonov menyebut putaran terakhir bantuan militer sebagai hadiah Tahun Baru yang berdarah untuk Kyiv.
"Amerika mendorong rezim boneka ke jurang maut, menyebabkan ribuan warga Ukraina mengalami kematian,” tulis Anatoly Antonov di media sosial, Kamis (28/12/2023).
Baca juga: Rusia Klaim Sanksi AS terhadap Proyek LNG 2 Arktik Lemahkan Keamanan Energi Global
Di sisi lain, Anatoly Antonov menekankan keberhasilan Rusia baru-baru ini dalam mengakuisisi kota Marinka di Donetsk, yang merupakan benteng strategis Ukraina.
Menurutnya, AS cenderung mengabaikan perkembangan tersebut dan malah berfokus pada menyoroti kemenangan kecil Ukraina, dikutip dari Forpost Sevastopol Russian.
Anatoly Antonov memperkirakan senjata apa pun yang diberikan oleh negara-negara NATO ke Ukraina akan dibakar dan dihancurkan oleh Rusia tanpa mengubah situasi di lapangan.
“Dengan paket bantuan AS yang tak ada habisnya, mereka pada dasarnya menegaskan ketidakpedulian terhadap nasib orang-orang yang berada di bawah asuhan mereka. Sudah waktunya bagi Amerika untuk meninggalkan proyek-proyek ilusi untuk menimbulkan kekalahan strategis pada Rusia,” tambah diplomat itu.
Baca juga: Rusia Kuasai Marinka, Ukraina Akui Pilih Menepi, Zaluzhny: Nyawa Tentara Lebih Penting
AS Sulit Danai Ukraina
Gedung Putih tidak dapat mengalokasikan lebih banyak dana untuk Ukraina setelah oposisi Partai Republik di Kongres AS memblokir permintaan tersebut.
Para anggota parlemen menuntut konsesi besar dalam reformasi imigrasi dan keamanan perbatasan selatan sebagai prasyarat persetujuan mereka untuk membelanjakan tambahan miliaran dolar pembayar pajak untuk dukungan Ukraina.
Selain itu, para pejabat AS telah mengindikasikan paket terbaru ini akan menjadi yang terakhir berdasarkan tunjangan belanja saat ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.