Media Asing Soroti Mahasiswa Usir Pengungsi Rohingya di Aceh, Sebut Diskriminasi
Media asing menyoroti mahasiswa yang mengusir pengungsi Rohingya di Aceh. Sejumlah media asing sebut ini diskriminasi dan soroti PBB.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Baru-baru ini beredar video mahasiswa yang melakukan pengusiran terhadap pengungsi Rohingya di Aceh.
Media Qatar, Al Jazeera, dan media Prancis, France24, menerbitkan artikel yang menyoroti pengusiran pengungsi Rohingya dari Aceh.
Sementara media Amerika Serikat (AS), AP News, menulis artikel yang membahas peningkatan jumlah pengungsi Rohingya mendorong protes di depan kantor DPRD Provinsi Aceh pada hari pengusiran pengungsi Rohingya.
Selain itu, media Australia, ABC Net, merilis sebuah opini tentang latar belakang pengusiran paksa pengungsi Rohingya di Aceh.
Selengkapnya, berikut ini rangkuman berita tentang pengusiran pengungsi Rohingya yang diterbitkan oleh media internasional.
Baca juga: UNHCR Sebut Kasus Pengusiran Pengungsi Rohingya di Aceh sebagai Upaya Terkoordinasi
1. Al Jazeera: Indonesian students evict Rohingya from shelter demanding deportation
Ratusan mahasiswa di provinsi paling barat Indonesia, Aceh, menyerbu tempat penampungan sementara pengungsi Rohingya , menuntut mereka dideportasi.
Para pengunjuk rasa pada Rabu (27/12/2023), memaksa lebih dari 100 orang Rohingya keluar dari sebuah pusat konvensi di kota Banda Aceh.
“Massa mendobrak barisan polisi dan secara paksa memasukkan 137 pengungsi ke dalam dua truk, dan memindahkan mereka ke lokasi lain di Banda Aceh. Insiden ini membuat para pengungsi terkejut dan trauma,” kata perwakilan Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) di Indonesia.
Badan PBB tersebut menambahkan, serangan itu adalah hasil dari kampanye online yang terkoordinasi mengenai misinformasi dan ujaran kebencian.
Al Jazeera menyebut tindakan tersebut sebagai 'episode terbaru' diskriminasi terhadap kelompok minoritas yang teraniaya di Myanmar, merujuk pada etnis Rohingya.
2. AP News: Students in Indonesia protest the growing numbers of Rohingya refugees in Aceh province
Baca juga: Bakamla RI Kerahkan KN Marore ke Perairan Aceh untuk Mencegah Masuknya Pengungsi Rohingya
AP News menerbitkan artikel pada Rabu (27/12/2023), tentang unjuk rasa yang dilakukan para mahasiswa di depan gedung DPRD.
"Sekitar 200 mahasiswa melakukan protes di depan gedung DPRD provinsi di Banda Aceh, ibu kota Aceh, menyerukan kepada anggota parlemen untuk menolak etnis Rohingya, dengan mengatakan bahwa kehadiran mereka akan membawa pergolakan sosial dan ekonomi bagi masyarakat," lapor AP News.
Banyak yang mengkritik pemerintah dan badan pengungsi PBB karena gagal menangani kedatangan pengungsi.
“Kami mendesak Ketua DPR untuk segera mengambil tindakan tegas untuk mengusir seluruh pengungsi Rohingya dari Aceh,” kata Teuku Wariza, salah satu penyelenggara protes.
Para pengunjuk rasa berbaris menuju balai komunitas setempat di Banda Aceh, tempat sekitar 137 warga Rohingya berlindung.
3. France24: Indonesian students force Rohingya refugees from temporary shelter
Baca juga: Komnas HAM RI Rekomendasikan 11 Poin Terkait Penanganan Pengungsi Rohingya di Aceh
France24 memberitakan pengusiran paksa terhadap pengungsi Rohingya dari tempat penampungan sementara yang berada di Aceh yang dilakukan oleh para mahasiswa.
Para pelajar tersebut meminta mereka dipindahkan ke kantor imigrasi setempat agar mereka dapat dideportasi, menurut rekaman yang dilihat oleh AFP.
Video tersebut menunjukkan para pelajar meneriakkan “usir mereka keluar” dan “tolak etnis Rohingya di Aceh”.
Para mahasiswa juga terlihat menendang barang-barang milik warga Rohingya.
Para pengunjuk rasa juga terlibat perkelahian dengan polisi yang menjaga para pengungsi yang ketakutan, namun petugas akhirnya mengizinkan para mahasiswa untuk memindahkan mereka, menurut seorang jurnalis AFP di lokasi kejadian.
4. ABC Net: “Our country is in danger”: What is behind the university students’ “mob attack” on Rohingya refugees in Indonesia?
Dalam artikelnya, ABC Net menerbitkan sebuah tulisan opini mengenai alasan pengusiran paksa pengungsi Rohingya dari tempat penampungan di Aceh.
"Sekitar 500 mahasiswa dari beberapa universitas di Banda Aceh menyerbu Balee Meuseuraya Aceh (Aceh Convention Hall), tempat tinggal sekelompok pengungsi Rohingya setelah tiba pada awal Desember," penulis opini mengawali tulisanya yang terbit di ABC Net.
Para pengungsi akhirnya terpaksa pindah ke daerah lain yang dianggap “lebih aman”.
Para pelajar, pada gilirannya, menganjurkan deportasi para pengungsi ini ke tempat asal mereka dan mendesak gubernur Aceh untuk mengeluarkan kebijakan yang mencegah masuknya pengungsi Rohingya di masa depan.
Penulis mulai menjelaskan awal mula warga Aceh yang menerima pengungsi Rohingya dengan baik pada tahun 2012.
Namun, keramahan itu berubah ketika sejumlah warga membahas sikap beberapa pengungsi Rohingya yang kurang baik dan kekhawatiran akan pengambilalihan ekonomi.
Masifnya penyebaran informasi di media sosial juga membentuk opini di sebagian besar masyarakat yang mendukung kebencian terhadap pengungsi Rohingya.
Misinformasi juga tersebar di media sosial, misalnya sebuah video pengungsi Rohingya di Malaysia yang diedit seolah meminta tanah.
Penulis menyarankan agar pemerintah memprioritaskan kesejahteraan lokal demi mengurangi penolakan terhadap pengungsi di masa depan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.