AS Kembali Pasok Amunisi ke Israel Seiring Meningkatnya Ketegangan di Gaza
AS kembali menyetujui penjualan darurat amunisi artileri berdaya ledak tinggi 155mm dan peralatan pendukung senilai 147,5 juta dolar kepada Israel.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) kembali menyetujui penjualan darurat amunisi artileri berdaya ledak tinggi 155mm dan peralatan pendukung senilai 147,5 juta dolar kepada Israel.
Persetujuan tersebut dicapai di tengah gerak maju tank-tank Israel ke Gaza tengah dan selatan serta pemboman udara oleh pasukan Israel ke wilayah Gaza.
“Kami telah berbicara dengan pihak berwenang Israel untuk penjualan sejumlah senjata,” kata seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.
Kelompok militan Palestina Hamas mengutuk penjualan amunisi AS ke Israel, dan menyebutnya sebagai bukti dukungan penuh AS terhadap konflik yang sedang berlangsung.
“Penjualan senjata ini merupakan bentuk dukungan AS ke Israel dan sebagai tanda jika perang tidak akan berhenti,” kata Abu Ubaidah, juru bicara Hamas
Baca juga: Tentara Israel Klaim Sita Uang Jutaan Dolar AS Milik Hamas
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan seorang warganya ditembak mati oleh pasukan Israel di dekat Hebron, Sabtu (30/12/2023) kemarin, mengklaim dugaan serangan menabrakkan mobil ke sebuah pos militer.
Hingga saat ini, jumlah korban tewas di Tepi Barat telah melonjak menjadi lebih dari 520 warga Palestina. Angka ini termasuk 317 warga Palestina yang tewas sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
Baca juga: Perang Gaza, Apakah Hamas Menang Lawan Israel? Ini 15 Prestasi Brigade Al Qassam Menurut Analis
Pada saat yang sama, Kementerian Pertahanan Suriah melaporkan serangan udara Israel di dekat Aleppo, yang mengakibatkan kerusakan material namun tidak ada korban jiwa.
Tantangan Domestik Israel di Tengah Konflik
Konflik yang sedang berlangsung telah memicu tantangan domestik yang signifikan di Israel. Para prajurit cadangan dipanggil untuk menjalankan tugas militer, sehingga berdampak langsung pada penghidupan keluarga mereka.
Pemerintah Israel telah menyediakan dana untuk membantu mereka yang membutuhkan, namun seiring berlarutnya konflik, tekanan ekonomi terhadap keluarga-keluarga ini diperkirakan semakin parah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.