Banyak Senjata Tentara IDF di Perbatasan Lebanon Rusak, Tanpa AS, Mereka Cuma Bisa Perang Pakai Batu
Tentara Israel yang bertugas di perbatasan Lebanon dilaporkan telah dibekali senjata-senjata yang canggih, tapi saat digunakan ternyata rusak.
Penulis: Muhammad Barir
Senjata Tentara Israel di Perbatasan Lebanon Rusak, Tanpa AS, Mereka Cuma Bisa Perang Pakai Batu
TRIBUNNEWS.COM- Tentara Israel yang bertugas di perbatasan Lebanon dilaporkan telah dibekali senjata-senjata yang canggih, tapi saat digunakan ternyata senjata-senjata itu rusak, banyak senjata yang ternyata tak bisa menembak.
Brigade Israel di perbatasan Lebanon diberikan senjata yang rusak saat bertugas.
Dilansir dari almayadeen, dilaporkan Media Israel mengatakan bahwa Brigade Carmeli yang dikerahkan di utara menerima senjata canggih, tapi cacat dengan tergesa-gesa dibagikan setelah operasi 7 Oktober.
Seorang jurnalis Israel mengungkapkan pada hari Selasa bahwa tentara Israel memasok seluruh batalion cadangan yang dikerahkan ke Palestina utara di perbatasan dengan Lebanon dengan senjata yang rusak, dengan alasan ketergesaan setelah Operasi Banjir Al-Aqsa yang dilakukan oleh Perlawanan di Gaza.
Menurut Channel 12 Israel, ketika perekrutan darurat dimulai setelah operasi 7 Oktober, tentara dari Brigade Cadangan Carmeli di Komando Utara diberikan senjata yang tidak layak digunakan.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa tentara Israel membutuhkan waktu untuk menyadari besarnya masalah ini, karena pasukan di dekat perbatasan Lebanon membawa senapan serbu Tavor yang rusak.
Baca juga: Internal Israel Pecah Jika Perang Usai, Yoav Galant Ungkap Rencana Fase Operasi Pembersihan di Gaza
Dijelaskan juga bahwa pimpinan tentara Israel melewatkan prosedur yang biasa dilakukan untuk memeriksa senjata dan melakukan pengujian.
Setelah beberapa hari, mereka mulai menembak dalam jarak tembak yang telah diimprovisasi, dan menjadi jelas bahwa setidaknya 100 tentara Israel dari brigade tersebut telah menerima senjata yang rusak.
Namun, setelah dilakukan penyelidikan, masalah penggunaan senjata ternyata lebih luas dari perkiraan awal.
Sejumlah tentara dan perwira dari brigade tersebut menyampaikan kekhawatirannya kepada Komandan Divisi ketika mereka mengetahui bahwa mereka telah dikerahkan untuk bertempur dengan persenjataan yang rusak.
Baca juga: Departemen Luar Negeri AS Tegaskan Gaza Adalah Tanah Palestina, Sebut Israel Tak Berhak Usir Warga
Meskipun komandan meyakinkan mereka bahwa dia akan menyelidiki masalah ini dan memberikan penjelasan, tidak ada tanggapan memuaskan yang diterima oleh siapa pun.
Pada akhirnya, keputusan diambil untuk mengganti senjata seluruh batalion, dengan beberapa ratus senjata diganti untuk menghindari risiko apa pun, kata media tersebut.
Selama lebih dari 80 hari, pemukiman di utara berada dalam kegelisahan, mengantisipasi perang yang akan segera terjadi, lapor outlet media tersebut.