Pernyataan Provokatif Kepala Intelijen Israel Mossad Sehari Usai Saleh Al-Arouri Terbunuh
Saleh Al-Arouri adalah Wakil Kepala Biro Politik Hamas. Ia merupakan tokoh kunci perlawanan terhadap Israel di Tepi Barat.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Kepala badan intelijen Israel Mossad David Barnea menyampaikan kalimat provokatif sehari setelah Saleh Al-Arouri, Wakil Kepala Biro Politik Hamas, terbunuh di Beirut, Lebanon, dalam serangan pesawat tanpa awak.
Ia menyebut siapapun yang terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 orang Israel, sudah menandatangani kematiannya sendiri.
“Biar setiap ibu Arab tahu bahwa jika putranya ikut serta dalam pembantaian (7 Oktober), dia akan menandatangani surat kematiannya sendiri,” kata Barnea saat pemakaman mantan kepala Mossad Zvi Zamir, seperti dikutip Times of Israel.
Barnea lantas menyamakan misi Mossad saat ini dengan era kepemimpinan Zamir.
Zamir diketahui sebagai Kepala Mossad periode 1968-1974.
Baca juga: Hamas Melemah Seusai Saleh Al- Arouri Tewas? IDF Salah Besar, Brigade Al Qassam Muncul di Depan Muka
Di era kepemimpinan Zamir, untuk kali pertama Mossad tak hanya bertindak sebagai mata-mata, tapi juga melakukan serangan terhadap kelompok Black September, yang bertanggung jawab atas pembunuhan 11 atlet Israel di Olimpiade Munich 1972.
Israel memang belum secara resmi mengumumkan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kematian Aouri.
Namun, banyak pihak yang menduga Israel sebagai dalang serangan tersebut.
“Hari ini juga kita berada di tengah perang,” kata Barnea.
“Mossad saat ini, seperti 50 tahun yang lalu, harus meminta pertanggungjawaban para pembunuh yang menyerbu wilayah perbatasan Gaza pada 7 Oktober – para perencana dan mereka yang mengirim mereka.”
“Tapi kami akan menangkap mereka di mana pun mereka berada. Semangat Zvika (Zamir]) akan menemani kami dalam misi ini,” ujarnya.
IDF siap hadapi serangan balasan atas kematian Aouri
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pihaknya tak akan tergoyahkan setelah wakil mereka Saleh al-Arouri terbunuh di Beirut.
“Sebuah gerakan yang para pemimpin dan pendirinya mati syahid demi martabat rakyat dan bangsa kita tidak akan pernah bisa dikalahkan,” kata Ketua Hamas Ismail Haniyeh, yang bermarkas di ibu kota Qatar, Doha, dalam pidato yang disiarkan televisi.