Sidang Genosida di Den Haag, Israel Tugaskan Mantan Ketua Mahkamah Agung Aharon Barak
Mantan Ketua Mahkamah Agung Israel, Profesor Aharon Barak ditugaskan sebagai hakim atas nama Tel Aviv dalam sidang genosida di Pengadilan Den Haag.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Ketua Mahkamah Agung Israel, Profesor Aharon Barak ditugaskan sebagai hakim atas nama Tel Aviv dalam sidang genosida di Pengadilan Den Haag.
Panel terdiri dari 15 hakim dan 15 negara yang berfungsi di Mahkamah Internasional (ICJ), dikutip dari Haaretz.
Jadi, di luar panel permanen ICJ, kedua belah pihak dalam suatu kasus dapat menunjuk sendiri seorang hakim untuk ikut serta dalam pembahasan tersebut.
Keputusan dibuat oleh mayoritas sederhana dari hakim ketua.
Kementerian Luar Negeri mengkonfirmasi penunjukan Barak kepada The Times of Israel.
Aharon Barak diusulkan oleh Departemen Internasional Kantor Kejaksaan Negara.
Pencalonan itu didukung oleh Jaksa Agung Gali Baharav Miara dan secara pribadi disetujui oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Channel 12 melaporkan.
"Ada nama kandidat lain yang diajukan, namun Barak dipilih karena reputasi internasionalnya," kata sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui pertimbangan tersebut kepada situs berita Walla.
Reputasi Besar di Kancah Internasional
Aharon Barak punya reputasi besar secara internasional, dan dianggap netral karena dinilai bukan sekutu Netanyahu.
Selama setahun terakhir, pemerintahan Netanyahu telah mendorong rencana perombakan peradilan yang bertujuan mengesampingkan kekuasaan yang diambil oleh pengadilan tertinggi Israel yang secara luas dikaitkan dengan masa jabatan Barak – dan pensiunan hakim tersebut sangat kritis terhadap upaya tersebut.
Baca juga: Buntut Gugatan Afrika Selatan di ICJ, Israel Takut Pasukannya Dipaksa Hentikan Genosida di Gaza
Barak telah lama dicerca oleh banyak orang dari kelompok sayap kanan karena pendekatan aktivisnya.
Komentarnya yang menentang perombakan tersebut menimbulkan kritik pedas lebih lanjut dari para pendukung rencana tersebut.
Baik demonstran yang pro-perombakan, maupun anti-perombakan berunjuk rasa di luar rumahnya beberapa kali sepanjang tahun.
Pro-kontra para Menteri
Menurut berita Kan, para menteri pro-kontra mengenai mengenai penunjukan tersebut di grup WhatsApp.