Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Statistik Perbincangan di Medsos dan Pengaruh Debat Ketiga Capres terhadap Pemilih

Jajak pendapat Litbang Kompas menunjukkan mayoritas responden tetap pada pendiriannya untuk memilih calon presiden (capres) tertentu.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Statistik Perbincangan di Medsos dan Pengaruh Debat Ketiga Capres terhadap Pemilih
YouTube.com/Tribunnews
Debat capres digelar Minggu (7/1/2024) malam ini dengan tema Pertahanan; Keamanan; Hubungan Internasional; Globalisasi; Geopolitik; dan Politik Luar Negeri. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Publik bertanya-tanya seberapa besar performa dan terutama pengaruh debat ketiga capres pada Minggu (7/1/2023) kemarin malam.

Seperti diketahui debat capres yang diikuti tiga kontestan itu yakni capres nomor urut 1 Anies Baswedan, capres nomor urut 2 Prabowo Subianto, dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo

Debat yang oleh Psikolog Forensik Reza Indragiri Amriel disebut mengandung drama  karena ada kontroversi, emosi dan adu nyali.

Lalu bagaiman data perbincangan di media sosial dan pengaruhnya kepada pemilih? Berikut dirangkum Tribunnews.com, Selasa (9/1/2024).

1. Jajak Pendapat Litbang Kompas

Jajak pendapat Litbang Kompas menunjukkan mayoritas responden tetap pada pendiriannya untuk memilih calon presiden (capres) tertentu.

Berdasarkan survei yang berlangsung Minggu (7/1/2024) itu, sebanyak 77,5 persen responden menyatakan tidak mengubah arah dukungannya setelah menyaksikan debat ketiga Pemilu Presiden 2024 yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Minggu malam.

Berita Rekomendasi

Sementara itu jumlah responden yang menyatakan mengubah pilihan politiknya sebesar 10 persen.

Kemudian, sebanyak 12 persen responden menyatakan tidak tahu apakah bakal tetap pada pilihannya atau berubah haluan.

Peneliti Litbang Kompas, Rangga Eka Sakti, mengungkapkan responden yang bisa berubah pikiran setelah menonton debat memang terhitung kecil jika dipandang dalam konteks keseluruhan jumlah pemilih.

Tapi, jika didasarkan pada hasil survei elektabilitas capres-cawapres Litbang Kompas yang berlangsung November-Desember 2023, terdapat 28,7 persen responden yang belum menentukan pilihan atau undicided voters.

Terdapat tiga aspek yang dinilai dari performa ketiga capres, yakni kemampuan menjawab pertanyaan dengan lancar dan jelas, penguasaan masalah yang didiskusikan, serta penampilan kandidat di atas panggung (termasuk pakaian, sikap, dan ekspresi yang ditunjukkan).

Rangga Eka Sakti mengungkapkan dalam penilaian performa saat debat ketiga, posisi capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan capres nomor urut 1 Anies Baswedan relatif seimbang. Sedangkan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto relatif lebih rendah.

"Kalau kita breakdown (rinci) lebih dalam apa yang membuat nilainya pak Prabowo sedikit lebih rendah, berada pada aspek cara menjawab pertanyaan serta penguasaan materi tema debat," kata Rangga dalam Kompas Petang di KompasTV, Senin (8/1).

"Pada aspek ini penilaiannya di bawah 7, sementara penampilan masih relatif lebih tinggi yakni di angka 7,1," sambungnya.

Ia pun menyebut, hal tesebut dikarenakan responden menilai Prabowo kurang kuasai materi debat, khususnya terkait pertahanan.

"Masyarakat melihat dalam konteks ini Prabowo kurang bisa mengelaborasi, kurang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam konteks pertahanan," ujarnya.

Sebagai informasi, Litbang Kompas melakukan survei terbaru terkait performa tiga capres dalam debat ketiga Pilpres 2024 yang diukur tiga aspek yakni kemampuan menjawab pertanyaan, penguasaan materi, serta penampilan kandidat di atas panggung.

Hasilnya, Ganjar dalam aspek penguasaan masalah dan kemampuan menjawab pertanyaan, eks Gubernur Jawa Tengah ini mendapat skor 7,4. Sementara aspek penampilan di atas panggung mendapat dengan skor 7,8.

Selaras dengan Ganjar, Anies dalam aspek kemampuan menjawab pertanyaan dalam debat kali ini mendapat skor penilaian sebesar 7,4.

Sementara capaian skor pada aspek penguasaan materi Eks Gubernur DKI Jakarta ini mendapat skor sebesar 7,2, dan aspek penampilan berada di angka 7,8.

Sedangkan penilaian publik terhadap Prabowo dalam aspek kemampuan enjawab menjawab pertanyaan berada di angka 6,9.

Kemudian untuk aspek penguasaan materi dan penampilan, nilai yang diberikan responden masing-masing di angka 6,9 dan 7,1.

Adapun survei dilakukan melalui telepon pukul 19.30-22.00 WIB di hari yang sama. Sebanyak 210 responden dari seluruh Indonesia diwawancara.

Sampel ditentukan secara acak dari responden panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk di setiap provinsi.

Tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error 6,76 persen.

2. Riset Indonesia Indicator (i2)

Hasil riset Indonesia Indicator (i2) menunjukkan Anies Baswedan menjadi pemenang debat ketiga di mata netizen. 

Hal itu ditunjukkan dari data eksposure dan engagement perbincangan netizen tentang Anies Baswedan selama debat ketiga Capres-Cawapres pada 7 Januari 2024 sejak pukul 18.00-23.00.

Tercatat perolehan eksposure Anies Baswedan menjadi yang terbesar di antara capres lainnya dengan total unggahan 67.785 post dan total engagement sebesar 614.058. 

Sementara total eksposure Prabowo Subianto mencapai 56.509 post dengan 629.867 engagement dan eksposure Ganjar sebesar 51.682 post dengan 354.950 engagement.

Engagement adalah tingkat interaksi netizen terhadap tokoh tersebut, melalui reaksi like, komen, share, dan retweet.

Indonesia Indicator (i2) merupakan perusahaan intelijen media yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligent (AI).

Data yang dihimpun berasal dari perbincangan netizen di lima platform media sosial (Twitter, Facebook, Instagram, Tiktok, Youtube). Data dianalisis secara realtime dengan menggunakan sistem Intelligence Socio Analytics (ISA) dan Social Network Analytics (SNA).

Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (i2) Rustika Herlambang mengatakan, secara umum, netizen lebih banyak fokus pada penampilan, suasana, dan jalannya debat dibanding dengan substansi gagasan yang disampaikan para kandidat.

Netizen cenderung memberikan atensi kepada penampilan Prabowo yang dianggap sebagai objek serangan kedua lawannya. 

“Siapa yang ‘menguasai’ panggung akan mendapat atensi. Jumlah percakapan Anies tertinggi, disusul Prabowo. Dalam hal ini Prabowo sebagai objek yang terseret dalam konflik. Netizen mengunggulkan Anies karena dianggap menguasai panggung sehingga Prabowo terseret-seret untuk melakukan klarifikasi terus menerus. Netizen juga mengunggah isu bahwa Anieslah yang menjadi juara debat,” ungkap Rustika dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (8/1/2024).

Netizen merasa kaget, serangan Anies yang dilontarkan kepada Prabowo keluar sejak segmen pertama (visi-misi). Sebagian netizen memaknai strategi tersebut sebagai tembakan yang tepat untuk menyerang.

Namun di sisi lain, serangan Anies dinilai terlalu berlebihan dan sangat personal kepada Prabowo. Mayoritas netizen menyebut Prabowo tidak dapat menahan emosi sejak awal hingga konsentrasinya buyar.  

"Anies piawai dalam memilih narasi sepanjang debat, selain memainkan emosi dengan berbagai pertanyaan atau pernyataan yang dianggap memojokkan bahkan sejak awal visi misi. Gagasannya soal peningkatan kemampuan teknologi pertahanan siber juga menarik,” tutur Rustika.

Dalam hal ini, Anies memahami psikologi kandidat lainnya, selain memahami karakter pemirsa. Netizen terfokus pada situasi panggung yang memanas sejak awal dimulai.

Prabowo bahkan mulai terseret emosi  sejak penyampaian visi misi, sehingga dia sampai memasukkan 'klarifikasi' dalam visi misinya. Hal inilah yang membuat netizen mulai tertarik memperbincangkannya karena Anies dianggap berhasil untuk memantik emosi Prabowo. 

Serangan bertubi-tubi yang diterima Prabowo membuat sentimen negatif terkait perbincangannya mencapai 47 persen, tertinggi di antara yang lain, Anies 36 persen dan Ganjar 25 persen.

Netizen menyebut jika Prabowo selalu berkilah jika dimintai data oleh dua capres lainnya. 

Demikian pula dengan perolehan emotion Disgust sekitar 25 persen, lebih tinggi dari Anies yang hanya 16 persen dan Ganjar 11 persen.  Hal ini terlihat dari ketidaksukaan netizen terhadap respons dan jawaban Prabowo selama debat yang dianggap tidak mencerminkan seseorang yang menguasai pertahanan.

"Prabowo yang dianggap netizen pasti akan hebat karena ini tema sangat Prabowo banget, agak kecewa karena penampilan Prabowo tidak seistimewa ekspektasi netizen dan kubu pendukungnya. Ini berbalik dengan Gibran yang dianggap underdog saat debat cawapres namun malah dianggap mengejutkan karena performanya jauh lebih baik dari biasanya," terangnya. 

Meskipun demikian, netizen perempuan yang merespons Prabowo tetap menegaskan Prabowo tetap yang terbaik dan menguasai data, karena pertahanan adalah wilayahnya. Sementara, oleh pendukung Prabowo, kedua capres lain tidak tahu “isi dalamnya” Pertahanan itu sendiri. 

Prabowo juga mendulang ungkapan rasa simpati dan kasihan yang besar dengan posisi Prabowo ‘babak belur’ dari serangan Anies dan Ganjar.

“Terdapat emotion sadness sebesar 13 persen karena sebagian netizen melihat dengan cukup sedih raut muka Prabowo saat mendapatkan serangan oleh Anies dan Ganjar,” ungkap Rustika. 

Variasi perbincangan di jagat maya juga berasal dari apresiasi netizen atas penampilan Ganjar yang dianggap menguasai materi dibanding capres lain. Kehadiran Ganjar dengan gaya penampilan TOP GUN disukai netizen karena menunjukkan spirit muda, dinamis, dan trendy.

Ganjar juga dianggap tampil maksimal, meyakinkan dengan data, ekspresi yang lebih menonjol, dan beberapa gagasan yang diarahkan pertama-tama adalah untuk kepentingan nasional. 

Kesetujuan Prabowo terhadap gagasan Ganjar juga menjadi atensi netizen. Imbasnya Ganjar memperoleh perbincangan positif terbanyak dibandingkan dengan kandidat lainnya, yakni sebesar 57 persen dan sentimen netral 18 persen.

Ganjar dinilai mampu memberikan penjelasan lebih baik dibandingkan dua capres lainnya. Ganjar juga dinilai lebih menguasai bahan paparan dibandingkan Anies dan Prabowo. Itu juga terlihat dari emotion Trust ganjar yang sangat mendominasi percakapan sebesar 62 persen.

“Ganjar tampil paling tenang, berusaha tidak emosi dan tertarik dalam pusaran konflik yang telah dibangun Anies sejak awal. Meski tampil bagus tapi jadinya kurang banyak dieksplorasi netizen karena fokusnya beralih ke Anies-Prabowo tadi,” ujarnya.

Jejaring Perbincangan

Dalam jejaring perbincangan netizen, kelompok klaster netral dari netizen organic nonkubu mendominasi 37,28 persen perbincangan.

Perseteruan Anies dan Prabowo menjadi sorotan utama sekaligus bahan meme/lelucon netizen. Sementara Ganjar diberi julukan sebagai "wasit" atau penengah oleh netizen.

“Emosi, let me cook, omon-omon, langsung memuncaki trending topic di Twitter, platform yang paling sering digunakan untuk membahas peristiwa yang sedang terjadi secara realtime, seperti peristiwa debat ini,” tukasnya.

Selanjutnya diisi klaster perbincangan Anies dengan 25,26 persen. Pernyataan Anies terkait kinerja Kemenhan dan isu “etika” dinilai sebagai pukulan telak untuk Prabowo. Kelompok Pro Anies mengkritisi Prabowo yang agresif dan kerap kurang fokus pada substansi pertanyaan debat.

Pada klaster perbincangan Ganjar sebesar 13,64 persen, kelompok pro Ganjar menyindir Prabowo yang dinilai kerap "nebeng" pernyataan Ganjar. Bahkan muncul singkatan GBPS (Ganjar Bicara Prabowo Setuju). Sementara kelompok pendukung Ganjar kerap menyuarakan komitmen Ganjar untuk kesejahteraan TNI dan Polri dengan memunculkan narasi program Kuliah Gratis untuk anak TNI-Polri.

Di klaster perbincangan Prabowo Subianto sebesar 9 persen, berisi kontra narasi yang dilakukan saat Prabowo menyindir partai pengusung Anies yang menyetujui program Prabowo sebagai Menhan. Netizen simpati dan menilai debat kali ini menjadi ajang “desak Prabowo”, padahal Prabowo lebih paham permasalahan Pertahanan. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas