Mantan PM Malaysia Najib Razak Bakal Seret Netflix ke Meja Hijau karena Dokumenter 'Man on the Run'
Najib juga menuntut Netflix untuk mencabut tayangan berdurasi 98 menit karena kontennya yang ia anggap sub judisial dan merendahkan dirinya.
Penulis: Bobby W
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Razak bakal mengambil tindakan hukum terhadap dokumenter "Man on the Run" yang ditayangkan di Neflix.
Najib rencananya juga menyeret mantan Jaksa Agung Tan Sri Tommy Thomas dan editor Sarawak Report Clare Rewcastle-Brown ke meja hijau atas pernyataan mereka dalam dokumenter tersebut yang dianggap berbohong.
Selain itu, Najib juga menuntut Netflix untuk mencabut tayangan berdurasi 98 menit karena kontennya yang ia anggap subyudisial dan merendahkan dirinya.
Penasihat hukum Najib Razak, Tan Sri Muhammad Shafee Abdullah, juga resmi mengajukan keluhan kliennya terhadap acara tersebut di Pengadilan Tinggi Malaysia, Senin (8/1/2024).
Keluhan tersebut disampaikan di Pengadilan Tinggi sebelum persidangan 1Malaysia Development Berhad (1MDB) dapat dilanjutkan.
Dia mengatakan bahwa dia diinstruksikan oleh kliennya untuk mengajukan tindakan hukum dengan pasal penghinaan yang dilakukan oleh Thomas dan Rewcastle-Brown atas pernyataan mereka dalam dokumenter tersebut.
"Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) dan Kementerian Dalam Negeri memiliki kewenangan untuk menariknya dari Netflix," kata pengacara tersebut.
"Man on the Run" sendiri adalah dokumenter yang membahas skandal korupsi lembaga investasi negara 1MDB, yang membuat Najib Razak divonis 12 tahun penjara pada 28 Juli 2020 lalu.
Program 'Man on the Run" pertama kali ditayangkan di bioskop di Singapura dan dirilis di Netflix pada Jumat (5/1/2024) lalu.
Dokumenter ini menampilkan wawancara dengan politisi dan tokoh seperti Thomas dan Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim.
Acara tersebut juga menampilkan wawancara dengan mantan anggota parlemen Damansara Tony Pua dan sosok whistleblower kasus korupsi 1MDB, Xavier Andre Justo.
Baca juga: Federasi Sepakbola Malaysia Berikan Donasi Rp 114,5 Juta untuk Palestina
Najib juga diwawancarai untuk dokumenter tersebut sebelum dipenjara.
Dalam konferensi pers, Muhammad Shafee mengatakan apa yang dikatakan Najib dalam program tersebut adalah "100 persen benar."
"Saya melihat (wawancara) dan apa yang dikatakannya memang benar," ujar Muhammad Shafee.