Rakyat Israel Sudah Muak, PM Netanyahu Ketakutan, Disebut Tak Becus, dan Terancam Digulingkan
PM Israel Benjamin Netanyahu mulai ketar-ketir karena terancam digulingkan.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Bobby Wiratama
Menteri Ekonomi Nir Barkat menjadi salah satu orang yang mengaku siap memimpin Partai Likud jika Netanyahu sudah dilengserkan.
Adapun partai-partai oposisi di Israel mulai menganggap saat ini merupakan peluang terbaik untuk melengserkan Netanyahu.
Dulu pihak oposisi pernah berupaya menggulingkan Netanyahu. Namun, upaya itu gagal lantaran dia adalah Ketua Partai Likud sehingga masih berpeluang untuk kembali berkuasa.
Ribuan orang berunjuk rasa
Pada hari Sabtu malam, (6/1/2024), ribuan warga Israel berunjuk rasa di kediaman pribadi Netanyahu di Caesarea.
Di tengah perang Hamas-Israel, mereka meminta pemilu segera digelar.
Dikutip dari Times of Israel, aksi unjuk rasa terbesar terjadi di Lapangan Habima di Israel.
Baca juga: Eks Kepala Mossad: Netanyahu Gagal Kalahkan Hamas, IDF Harus Pergi dari Gaza Sebelum Terpuruk
Kemudian, unjuk rasa yang lebih kecil digelar di Haifa dan di rumah prbadi Netanyahu.
Pihak yang mengorganisir aksi demonstrasi itu mengklaim ada 20.000 orang yang hadir.
Di antara mereka ada orang-orang yang dievakuasi dari wilayah di dekat Jalur Gaza dan perbatasan Israel-Lebanon serta keluarga warga Israel yang tewas karena serangan Hamas.
Adar Eylon, salah satu pengunjuk rasa yang saudaranya ditahan Hamas, kecewa terhadap pemerintah Israel.
Dia mengklaim saudaranya yang bernama Shira Eylon diabaikan oleh pemerintahan Netanyahu.
"Peribahan dimulai dari kita dan berawal dari kepemimpinan yang pantas. Tanpa kepemimpinan seperti ini, kita tak bisa memulai proses pemulihan," kata Eylon.
Sementara itu, Hani Ricardo, seorang pengunjuk rasa di luar rumah Netanyahu, menuding pemerintah tak bertanggung jawab atas kegagalan mencegah serangan Hamas.
"Sejak 7 Oktober, saya sudah menunggu, seperti yang lainnya, para anggota pemerintahan yang korup, yang hingga saat ini belum punya waktu untuk menatap mata kita semua," kata Ricardo.
(Tribunnews/Febri)