Konflik di Gaza Merembet, Sekutu Israel Serang Yaman, Targetkan Houthi
Sekutu Israel, AS dan Inggris, menyerang kota-kota di Yaman untuk menargetkan Houthi. Serangan itu adalah tanggapan atas sikap Houthi di Laut Merah.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.com - Konflik di Gaza merembet sampai ke Yaman, sekutu Israel, Amerika Serikat (AS) dan Inggris, menargetkan militer Houthi.
Dua sekutu terkuat Israel itu melancarkan serangan udara dan laut sebagai tanggapan atas serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah yang terafiliasi dengan Israel.
Pada Jumat (12/1/2024) dini hari, koresponden Al Mayadeen mendengar ledakan di ibu kota Yaman, Sanaa.
Menurut sebuah sumber, terdengar 10 ledakan kuat di Hodeidah, di Laut Merah sebelah barat Yaman, yang mungkin disebabkan oleh agresi AS dan Inggris.
Sumber itu menambahkan, AS dan Inggris diduga tengah menargetkan beberapa kota, termasuk bandara di Hodeidah.
Laporan itu kemudian dikonfirmasi oleh kantor berita Yaman, SABA, di Sanaa, yang mengatakan AS dan Inggris melancarkan beberapa serangan udara di Sanaa, Hodeidah, Saada, dan Dhamar.
Sementara itu, Presiden AS, Joe Biden, dalam pidatonya, mengonfirmasi serangan yang terjadi di Yaman adalah perbuatan militernya.
Biden memperingatkan ia tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan.
"Serangan yang ditargetkan ini adalah pesan yang jelas bahwa Amerika Serikat dan mitra kami tidak akan menoleransi serangan terhadap personel kami atau membiarkan pihak yang bermusuhan membahayakan kebebasan navigasi," tutur Biden, dilansir Reuters.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengatakan serangan di Yaman itu untuk menargetkan militer Houthi, termasuk drone, rudal balisitik dan jelajah, radar pesisir, hingga pengawasan udadra.
Terpisah, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Indikasi awal menunjukkan bahwa kemampuan Houthi untuk mengancam (arus) perdagangan telah menurun."
Baca juga: Israel Playing Victim, Sebut ICJ Pengadilan Munafik, Samakan Serangan Hamas seperti Holocaust Nazi
Lewat akun X-nya, Menteri Pertahanan Inggris, Grant Shapps, mengatakan pesawat AU Kerajaan Inggris telah berhasil melumpihkan dua sasaran militer Houthi bersama pasukan AS.
Menurutnya, serangan AS dan Inggris terhadap Houthi di Yaman sangat perlu dilakukan untuk melindungi kebebasan navigasi.
"Empat (pesawat) AU Kerajaan telah melakukan serangan presisi terhadap dua sasaran militer Houthi bersama pasukan AS."
"Ancaman terhadap nyawa orang tak berdosa dan perdagangan global telah menjadi begitu besar, sehingga tindakan ini tidak hanya diperlukan, namun merupakan tugas kita untuk melindungi kapal dan kebebasan navigasi," cuitnya.
Seorang pejabat Houthi mengonfirmasi adanya "penggerebekan" di ibu kota Sanaa, Saada, dan Dhamar, serta di Hodeidah.
Ia menyebut serangan itu sebagai "agresi Amerika-Zionis-Inggris."
Kepada Reuters, para saksi mata mengungkapkan serangan AS dan Inggris itu menargetkan pangkalan militer yang berdekatan dengan bandara Sanaa, sebuah situs militer dekat bandara Taiz, sebuah pangkalan Angkatan Laut (AL) Houthi di Hodeidah, serta situs militer di Hajjah.
Padahal, sebelumnya AS mengatakan tidak ada niat untuk meningkatkan ketegangan.
Pejabat AS: Selusin Lokasi Jadi Sasaran
Seorang pejabat AS yang enggan disebutkan namanya, mengatakan serangan di Yaman dilakukan oleh pesawat, kapal, dan kapal selam.
Baca juga: NIS: Korea Utara Pasok Senjata untuk Hamas, Kirim Roket Berdaya Ledak Tinggi untuk Lawan Israel
Ia menyebut lebih dari selusin lokasi di Yaan menjadi sasaran.
Ia juga mengatakan, serangan itu dimaksudkan untuk melemahkan kemampuan militer Houthi dan bukan hanya bersifat simbolis.
"Tujuan serangan ini sangat jelas sejak awal, yaitu untuk menghilangkan kemampuan Houthi dalam menargetkan kapal maritim, baik kapal komersial maupun militer," urai seorang pejabat senior militer AS lainnya.
Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, menentang seruan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan komunitas internasional untuk menghentikan serangan terhadap rute pelayaran Laut Merah pada kapal-kapal yang terafiliasi dengan Israel.
AS sendiri sebelumnya sudah mengeluarkan peringatakan mengenai konsekuensinya jika Houthi tidak bersedia mundur dari Laut Merah.
Houthi mengatakan serangan mereka adalah untuk mendukung Hamas usai Israel terus membombardir Gaza tanpa henti.
Kelompok Yaman itu bersumpah akan menyerang kapal-kapal yang terkait atau menuju Israel.
Militer AS: Houthi Serang 27 Kapal
Militer AS mencatat, Houthi menembakkan rudal balistik anti-kapal ke jalur pelayaran internasional di Teluk Aden, Kamis (11/1/2024).
Serangan itu, menurut militer AS, menjadi yang ke-27 sejak 19 November 2023.
Serangan di Yaman pada Jumat, terjadi hanya beberapa hari setelah serangan terbesar Houthi yang memaksa pasukan AL AS dan Inggris menembak jatuh 21 drone, serta rudal Houthi yang ditembakkan ke arah selatan Laut Merah.
Militer AS menggambarkannya sebagai serangan yang kompleks.
Biden, dalam pernyataannya, mengatakan Houthi secara langsung menargetkan kapal-kapal Amerika.
Para tokoh Partai Republik di Kongres menyambut baik langkah tersebut, namun menyebutnya sudah terlambat.
Sementara, beberapa anggota Partai Demokrat yang mendukung Biden, khawatir AS dapat terlibat dalam perang yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)