Serangan Houthi di Laut Merah Bikin Pendapatan Mesir dari Terusan Suez Ambles 40 Persen
Pendapatan Mesir atas Terusan Suez merosot drastis hingga 40 persen sejak Houthi Yaman menyerang kapal-kapal barang yang melintas di Laut Merah.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, CAIRO – Pendapatan Mesir atas kapal-kapal kargo yang melintas di Terusan Suez merosot drastis hingga 40 persen sejak kelompok militan Houthi Yaman menyerang dan menyandera kapal-kapal barang yang melintas di Laut Merah.
Serangan Houthi di Laut Merah membuat banyak perusahaan pelayaran menghindari rute pelayaran melalui Terusan Suez yang terhubung dengan Laut Merah dan memulih memutar melalui ujung Afrika.
Bulan Desember lalu Amerika Serikat mengumumkan misi internasional baru untuk berpatroli di Laut Merah demi mencegah serangan Houthi.
Kepala otoritas Terusan Suez Osama Rabie mengatakan pendapatan operasional dari jalur pelayaran tersebut turun sebesar 40 persen dibandingkan awal 2023 akibat serangan Houthi.
“Jumlah kapal yang melewati Terusan Suez akan turun menjadi 544 kapal saja tahun ini, dari 777 pada periode yang sama tahun 2023,” ujar Rabie.
“Lalu lintas kapal turun 30 persen pada periode antara 1 hingga 11 Januari 2024 dibandingkan tahun sebelumnya,” sambungnya.
Rabie mengatakan hanya kapal-kapal yang harus segera melanjutkan perjalanannya yang dialihkan di sekitar Tanjung Harapan, dan kapal-kapal lain sedang menunggu situasi stabil.
Baca juga: Serangan AS dan Inggris ke Pangkalan Militer Houthi Bikin Harga Minyak Mentah Naik di Atas 2 Persen
“Sebagian besar barang akan dikembalikan (ke Terusan) setelah masalah ini selesai,” katanya, mengacu pada serangan Houthi.
Baca juga: Iran Sita Kapal Tanker St Nicholas Milik AS di Teluk Oman, Washington Meradang
Terusan Suez merupakan sumber devisa utama bagi Mesir, dan pihak berwenang telah berusaha keras untuk meningkatkan pendapatan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk melalui perluasan terusan tersebut pada 2015. Perluasan lebih lanjut sedang berlangsung.