Dua Pelaut Angkatan Laut Amerika Hilang di Lepas Pantai Somalia
2 pelaut Angkatan Laut AS dilaporkan hilang pada Kamis (11/1/2024) di lepas pantai Somalia, kata Komando Pusat AS dalam pernyataan Jumat (12/1/2024).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Dua personel Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dilaporkan hilang pada Kamis (11/1/2024) di lepas pantai Somalia, kata Komando Pusat AS dalam sebuah pernyataan pada Jumat (12/1/2024).
Para pelaut tersebut, yang namanya tidak disebutkan, dikerahkan ke wilayah operasi Armada ke-5 AS, kata komando tersebut, yang dikenal sebagai CENTCOM.
“Operasi pencarian dan penyelamatan saat ini sedang berlangsung untuk menemukan kedua pelaut tersebut,” kata CENTCOM dalam sebuah pernyataan, dikutip dari NBC.
“Untuk tujuan keamanan operasional, kami tidak akan merilis informasi tambahan sampai operas selesai," lanjutnya.
Dan untuk menghormati keluarga yang terkena dampak, CENTCOM menegaskan tidak akan merilis informasi lebih lanjut mengenai personel yang hilang, dikutip dari The Messenger.
Wilayah operasi Armada ke-5 mencakup sekitar 2,5 juta mil persegi perairan dan mencakup Teluk Arab, Laut Merah, dan Samudera Hindia, menurut situs web militer .
Helikopter PBB Ditangkap dan Dibakar di Somalia
Tampaknya Somalia sedang menghadapi situasi cukup krisis beberapa waktu belakangan.
Belum lama ini, Helikopter Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ditangkap dan dibakar oleh Al-Shabab, kelompok yang terkait dengan Al-Qaeda.
Washington Post melaporkan peristiwa itu terjadi pada Rabu (10/1/2024) di Mogadishu, Somalia.
Dua orang yang bekerja dengan organisasi internasional dan berbasis di Mogadishu menguraikan bahwa helikopter PBB itu melakukan pendaratan darurat di wilayah Galguduud tengah.
Baca juga: Hampir 100 Orang Tewas Akibat Banjir di Somalia, Dipicu Hujan Lebat Sejak Oktober
Seorang pejabat PBB di Mogadishu juga mengkonfirmasi kejadian tersebut kepada Al Jazeera.
"Pendaratan darurat terjadi karena helikopter melaporkan adanya kesalahan teknis," jelas memo internal PBB.
Berdasarkan memo tersebut, ada sembilan penumpang di dalam pesawat tersebut.