Pertahanan Udara Jebol, Pangkalan Militer AS di Suriah Hancur Diguncang Gelombang Ledakan Besar
Menurut laporan tersebut, serangan roket besar itu menghancurkan pangkalan militer AS dan sekitarnya. Sistem pertahanan udara tak bisa mencegah
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pertahanan Udara Jebol, Pangkalan Militer AS di Suriah Diguncang Gelombang Ledakan Dahsyat
TRIBUNNEWS.COM - Pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di ladang minyak Conoco di timur laut Suriah dilaporkan diguncang serangkaian ledakan dahsyat, Jumat (12/1/2024).
Koresponden Sputnik melaporkan, gelombang ledakan itu menyusul serangan roket besar yang menghantam fasilitas militer AS di wilayah tersebut.
Baca juga: Milisi Regional Bergerak, Kataib Hizbullah: Serang Hingga Tentara Terakhir AS Angkat Kaki dari Irak
Menurut laporan tersebut, serangan roket besar itu menghancurkan pangkalan dan sekitarnya.
"Pertahanan udara Amerika mencoba menghadapi serangan rudal dengan senjata anti-pesawat (dari) darat dan udara, namun tidak berhasil … angkatan udara dan helikopter tentara pendudukan Amerika, sementara itu, mulai terbang di atas langit kota-kota di sekitar pangkalannya” di ladang minyak Conoco dan Al-Omar.
Serangan itu terjadi hanya beberapa hari setelah pasukan AS melakukan latihan langsung di dekat pangkalan Conoco, yang bertujuan untuk melatih respons potensi serangan terhadap fasilitas tersebut.
Perlawanan Irak belum mengkonfirmasi serangan tersebut.
Pada 11 Januari, perlawanan Irak mengumumkan serangan terhadap pangkalan AS di Al-Shaddadi di timur laut Suriah.
Baca juga: Komite Perlawanan Palestina: Hizbullah-Houthi-Kataib Hizbullah Bersatu, Awal Habisnya Israel
Faksi Milisi Irak Berkoalisi
Perlawanan Islam di Irak, sebuah koalisi faksi-faksi milisi perlawanan Irak yang bersatu bulan Oktober, telah menyerang pangkalan-pangkalan AS dengan drone dan rudal di Irak dan Suriah.
Baca juga: Ledakan Besar Empat Rudal Beruntun Hantam Pangkalan AS di Hasakah Suriah, Milisi Irak Makin Garang
Serangan ini terjadi sebagai bentuk solidaritas terhadap milisi perlawanan di Gaza (Hamas) dan penolakan atas dukungan AS terhadap serangan Israel di Jalur Gaza yang terkepung.
Mereka juga bertujuan untuk mempercepat penarikan pasukan AS dari Irak, yang coba difasilitasi oleh pemerintah Mohammed Shia al-Sudani secara diplomatis.
Namun, Washington tetap tidak menunjukkan niat untuk menarik diri dari Irak, dan justru menanggapi serangan terhadap basis pendudukannya dengan serangan udara yang kejam terhadap Irak dan ibu kotanya.
Beberapa orang tewas dalam serangan AS.
Pada 11 Januari, Pentagon mengumumkan kalau sebanyak 130 serangan telah menargetkan pangkalannya di Irak dan Suriah sejak Oktober.
Perlawanan Irak juga melakukan serangan di wilayah Israel, termasuk Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Serangan terakhir Irak terhadap Israel diumumkan pada 12 Januari, tak lama setelah serangan roket terhadap pangkalan Conoco di Suriah.
“Mujahidin Perlawanan Islam di Irak, dengan menggunakan senjata yang tepat, menyerang saat fajar hari ini, Jumat, sebuah sasaran militer Zionis di wilayah pendudukan, dekat Taman Sungai Yordan (utara Laut Galilea),” tulis pernyataan koalisi Perlawanan Irak pada Jumat sore melalui saluran medianya.
“Perlawanan Irak menegaskan akan terus menghancurkan benteng musuh, dan kami berjanji akan melakukan lebih banyak lagi,” tambah koalisi perlawanan.