Penilaian Darurat Pasca Gempa: 30 Persen Bangunan di Ishikawa Jepang Masuk Kategori Berbahaya
Pemda Ishikawa menyatakan sebanyak 30 persen bangunan di Prefektur Ishikawa masuk kategori berbahaya pasca gempa Magnitudo 7,6.
Editor: Dewi Agustina
![Penilaian Darurat Pasca Gempa: 30 Persen Bangunan di Ishikawa Jepang Masuk Kategori Berbahaya](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/penilaian-darurat-pasca-gempa-ishikawa.jpg)
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemda Ishikawa menyatakan sebanyak 30 persen bangunan di Prefektur Ishikawa masuk kategori berbahaya pasca gempa Magnitudo 7,6 yang terjadi Senin (1/1/2024) lalu.
"Penilaian Risiko Darurat dilakukan di Prefektur Ishikawa untuk memeriksa risiko runtuhnya bangunan yang rusak, dan ditemukan bahwa sekitar 30 persen bangunan dianggap "berbahaya" pada tanggal 13 Januari," ungkap sumber Tribunnews.com dari Pemda Ishikawa, Senin (15/1/2024).
Baca juga: Khawatir Keselamatan, Banyak Penangkap Ikan Indonesia di Ishikawa Jepang Ingin Pulang Pasca-Gempa
Di Kota Wajima, sekitar 60 persen wilayahnya diklasifikasikan sebagai berbahaya.
Dibandingkan dengan gempa bumi sebelumnya, tingkat risikonya tinggi, menyoroti tingkat keparahan kerusakan bangunan kali ini.
Untuk mencegah kerusakan sekunder seperti runtuhnya rumah akibat gempa susulan, penilaian risiko darurat dilakukan oleh pejabat pemerintah daerah dan penilai lainnya untuk menyelidiki kondisi bangunan yang rusak.
Penilaian dibuat dalam tiga tahap, yakni: "Berbahaya" (merah), kategoti berbahaya untuk masuk ke dalam rumah; "Diperlukan perhatian" (kuning), yang membutuhkan perhatian yang cukup; dan "Diselidiki" (hijau), yang aman untuk saat ini.
Penilaian tersebut ditempelkan ke bangunan dalam bentuk secarik kertas sesuai dengan kategori masing-masing.
Mengenai penerbitan sertifikat bencana, ini adalah prosedur terpisah dari survei pemerintah daerah, yang mengklasifikasikan rumah-rumah yang rusak sebagai "hancur total" atau "hancur sebagian".
Baca juga: Dampak Gempa, Hiu Rhincodon Typus di Ishikawa Jepang Mati karena Kerusakan Peralatan Akuarium
Menurut pemerintah prefektur, pada tanggal 13 Januari, 16.046 bangunan di 10 kotamadya disurvei, dan 5.460 bangunan dinilai berbahaya (34 persen) dan 4.506 bangunan (28 persen) membutuhkan perhatian.
Bangunan yang rusak akibat tsunami dan kebakaran tidak dapat dihitung, sehingga perbandingan sederhana tidak dapat dibuat.
Tetapi rasio risikonya jauh lebih tinggi daripada Gempa Besar Jepang Timur (12%) dan Gempa Besar Hanshin (14%).
Juga lebih tinggi dari gempa Kumamoto (27%).
Ada banyak rumah kayu di daerah yang terkena dampak, dan diyakini bahwa kerusakan pada bangunan sangat besar.
Di Kota Wajima, yang memulai survei pada tanggal 10, 1.329 bangunan, atau 58% dari total, dinilai berbahaya.
Pejabat kota menjelaskan bahwa banyak rumah kayu yang dibangun di bawah standar ketahanan gempa lama runtuh sebelum revisi Undang-Undang Standar Bangunan tahun 1981.
Karena gangguan jalan, awal survei ditunda.
Baca juga: PM Jepang Fumio Kishida Memperkirakan Dana Darurat Bencana Noto Hanto Ishikawa Capai 1 Triliun Yen
"Jumlah bangunan yang akan dinilai belum ditentukan," ujarnya.
Survei di masa depan dapat meningkatkan jumlah bangunan yang dinilai berbahaya.
"Ada banyak orang tua di daerah itu, dan tidak ada penggantinya, dan salah satu faktornya mungkin adalah renovasi rumah dan konstruksi baru telah tertunda," kata Gubernur Ishikawa kepada wartawan, Minggu (14/1/2024).
Jumlah kematian di prefektur meningkat satu orang dari hari sebelumnya menjadi 221 pada tanggal 14 Januari 2024.
Sementara itu bagi para UKM Handicraft dan pecinta Jepang yang mau berpameran di Tokyo dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsapp.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.