Bom Bunuh Diri Meledak di Ibu Kota Somalia, 3 Orang Tewas, Al-Shabab Akui Bertanggung Jawab
Bom bunuh diri meledak di Ibu Kota Somalia, Mogadishu, tiga orang tewas dan dua orang lainnya menderita luka-luka, menurut pihak berwenang.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Bom bunuh diri meledak di Ibu Kota Somalia, Mogadishu, tiga orang tewas dan dua orang lainnya menderita luka-luka, menurut pihak berwenang.
Kelompok bersenjata al-Shabab yang berafiliasi dengan Al-Qaeda mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Al-Shabab mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ledakan itu menargetkan pejabat keamanan setempat.
Kelompok tersebut mengakui ada korban jiwa, tetapi tidak menyebutkan jumlahnya.
"Pelaku bom bunuh diri, yang saat itu tengah dikejar polisi, meledakkan dirinya di luar sebuah restoran India di distrik Hamar Weyne, Mogadishu," kata juru bicara polisi Sadik Ali pada Selasa (16/1/2024), dikutip dari Al Jazeera.
Somalia telah dilanda ketidakamanan selama bertahun-ttahun, dengan ancaman utama berasal dari kelompok teror al-Shabab dan ISIS (ISIS).
Al-Shabab sering menyerang pos-pos militer dan sasaran sipil dan pemerintah sebagai bagian dari operasi untuk menggulingkan pemerintah Somalia dan menetapkan pemerintahannya sendiri berdasarkan interpretasi hukum Islam.
Kelompok ini telah melakukan perang berdarah selama 16 tahun melawan pemerintah pusat yang rapuh di Mogadishu.
Sejak Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud, yang terpilih untuk masa jabatan kedua tahun lalu, menyatakan perang terhadap kelompok tersebut, Al-Shabab makin gencar beraksi.
Pelaut Angkatan Laut Amerika Hilang di Somalia
Somalia sepertinya sedang menghadapi situasi krisis yang cukup mengkhawatirkan dalam beberapa waktu belakangan.
Baca juga: Hampir 100 Orang Tewas Akibat Banjir di Somalia, Dipicu Hujan Lebat Sejak Oktober
Komando Pusat Amerika Serikat (AS) mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dibagikan pada Jumat (12/1/2024), bahwa dua personel Angkatan Laut AS hilang di lepas pantai Somalia pada Kamis (11/1/2024).
Nama para pelaut tersebut tidak disebutkan.
"Mereka dikerahkan ke wilayah operasi Armada ke-5 AS," kata komando tersebut, yang dikenal sebagai CENTCOM, dikutip dari NBC.
“Operasi pencarian dan penyelamatan saat ini sedang berlangsung untuk menemukan kedua pelaut tersebut,” kata CENTCOM dalam sebuah pernyataan.
“Untuk tujuan keamanan operasional, kami tidak akan merilis informasi tambahan sampai operas selesai," lanjutnya.
Dan untuk menghormati keluarga yang terkena dampak, CENTCOM menegaskan tidak akan merilis informasi lebih lanjut mengenai personel yang hilang, dikutip dari The Messenger.
Wilayah operasi Armada ke-5 mencakup sekitar 2,5 juta mil persegi perairan dan mencakup Teluk Arab, Laut Merah, dan Samudera Hindia, menurut situs web militer .
Helikopter PBB Ditangkap dan Dibakar di Somalia
Belum lama ini, Helikopter Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ditangkap dan dibakar oleh Al-Shabab, kelompok yang terkait dengan Al-Qaeda.
Washington Post melaporkan peristiwa itu terjadi pada Rabu (10/1/2024) di Mogadishu, Somalia.
Dua orang yang bekerja dengan organisasi internasional dan berbasis di Mogadishu menguraikan bahwa helikopter PBB itu melakukan pendaratan darurat di wilayah Galguduud tengah.
Seorang pejabat PBB di Mogadishu juga mengkonfirmasi kejadian tersebut kepada Al Jazeera.
"Pendaratan darurat terjadi karena helikopter melaporkan adanya kesalahan teknis," jelas memo internal PBB.
Berdasarkan memo tersebut, ada sembilan penumpang di dalam pesawat tersebut.
Di antaranya termasuk personel militer dan kontraktor pihak ketiga.
"Pesawat tersebut mengalami kerusakan tak lama setelah lepas landas dari kota Beledweyne di Somalia tengah," kata Mayor Hassan Ali kepada kantor berita Reuters.
“Dua pria Somalia dan beberapa warga asing berada di dalam pesawat," paparnya.
Pesawat itu juga membawa pasokan medis dan seharusnya mengangkut tentara yang terluka dari wilayah Galguduud.
Setidaknya enam penumpang dilaporkan ditangkap oleh al-Shabab.
“Semua penerbangan PBB untuk sementara dihentikan di wilayah tersebut sampai pemberitahuan lebih lanjut,” bunyi memo itu.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)