Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dinamika Yaman dan Konflik di Laut Merah: Selain AS, Houthi Juga Hadapi Tangan Arab Saudi dan UEA

Konflik di Yaman melibatkan pasukan pemerintah pimpinan Arab Saudi di Yaman dan kelompok yang didukung Iran di negara tersebut.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Dinamika Yaman dan Konflik di Laut Merah: Selain AS, Houthi Juga Hadapi Tangan Arab Saudi dan UEA
AFP/MOHAMMED HUWAIS
Para pengunjuk rasa memegang bendera Palestina dalam aksi solidaritas dengan rakyat Gaza di ibu kota Sanaa. Yaman. (5 Januari 2024) di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas di Gaza. (MOHAMMED HUWAIS/AFP) 

Dinamika Yaman dan Bara Api di Laut Merah: Selain AS, Houthi Juga Hadapi Tangan Saudi dan UEA

TRIBUNNEWS.COM - Serangan kelompok Houthi di Laut Merah yang memicu ketegangan dengan negara-negara Barat merupakan dampak lanjutan dari konflik yang telah berlangsung hampir satu dekade di Yaman.

Konflik di Yaman melibatkan pasukan pemerintah pimpinan Arab Saudi di Yaman dan kelompok yang didukung Iran di negara tersebut.

Baca juga: Houthi Sebut Rudalnya Hantam Kapal Entitas Israel, AS Lancarkan Serangan Baru Sasar Rudal Balistik

Seperti diketahui, perusahaan-perusahaan pelayaran terkemuka telah memutuskan untuk menunda pelayaran mereka di Laut Merah karena Houthi meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal komersial berentitas Israel sebagai respons terhadap serangan gencar negara pendudukan tersebut di Gaza.

Pada 6 Desember 2023, Pentagon Amerika Serikat (AS) melaporkan adanya rencana mengenai pembentukan satuan tugas maritim internasional untuk melawan serangan Houthi terhadap kapal komersial di Laut Merah.

Pada tanggal 18 Desember, sebuah misi multinasional bernama Operation Prosperity Guardian diumumkan terbentuk.

Dalih dari pembentukan Satgas Maritim pimpinan AS ini karena menganggap serangan Houthi membahayakan jalur Terusan Suez, yang menghubungkan Mediterania ke Laut Merah dan menyediakan rute terpendek antara Eropa dan Asia, tempat sekitar 12 persen perdagangan global dilakukan.

Berita Rekomendasi

Belakangan, AS -dibantu Inggris- menyatakan melakukan serangan langsung ke teritorial Yaman yang dikuasai Houthi untuk melemahkan kelompok tersebut.

Houthi menyatakan tidak mundur dan justru menproklamirkan perlawanan terhadap AS dan sekutu-sekutunya.

Baca juga: Bombardir Yaman dari Darat, Laut, Udara, AS Cs Berdalih Mentok Bujuk Houthi: Israel Kok Bebas?

Sebuah rudal dengan peluncur mobile dalam parade kelompok Ansarallah (Houthi) menandai pengambilalihan Yaman oleh Houthi.
Sebuah rudal dengan peluncur mobile dalam parade kelompok Ansarallah (Houthi) menandai pengambilalihan Ibu Kota Yaman oleh Houthi. (Foto: MOHAMMED HUWAIS/AFP)

Tiga Pemerintahan Pararel di Yaman

Terlepas dari situasi tersebut, Houthi selama bertahun sudah terlibat pertempuran di Yaman.

Sebagai catatan, Yaman terbagi menjadi tiga zona pengaruh setelah satu dekade perang saudara


Ketegangan yang sedang berlangsung di Laut Merah tidak secara substansial mengubah pengaruh pihak-pihak yang berkonflik di Yaman.

Yaman masih terbagi menjadi tiga zona pengaruh, pemerintah sah yang didukung oleh Arab Saudi, Houthi yang didukung oleh Iran, dan Dewan Transisi Selatan (STC) yang didukung oleh Uni Emirat Arab (UEA).

Yaman telah terlibat dalam konflik sejak intervensi militer oleh koalisi Arab pimpinan Saudi pada Maret 2015 setelah perebutan ibu kota Yaman, Sanaa oleh Houthi.

Meskipun mendapat dukungan dari pasukan koalisi pimpinan Saudi, pemerintah Yaman gagal membangun kendali atas seluruh negara dalam sembilan tahun yang telah berlalu.

"Yaman, yang menjadi arena konflik antar-faksi selama bertahun-tahun, telah terfragmentasi dan hancur akibat perang saudara yang sedang berlangsung," tulis ulasan Anadolu.

Meskipun gencatan senjata selama enam bulan ditengahi oleh PBB antara tanggal 2 April dan 2 Oktober 2022, peperangan kembali terjadi antara pemerintah Yaman dan Houthi setelah gencatan senjata berakhir.

Satu di antara zona konflik panas di Yaman adalah kota pelabuhan strategis Al Hudaydah dan Marib yang kaya minyak dan gas.

Upaya pasukan koalisi Saudi untuk merebut kembali Al Hudaydah, yang telah berada di bawah kendali Houthi selama lebih dari sembilan tahun, belum membuahkan hasil.

Meskipun pasukan pemerintah mempertahankan kendali atas distrik dan wilayah tertentu yang terhubung dengan Al Hudaydah, pusat kota dan pelabuhan strategis masih dikuasai oleh Houthi.

Terlepas dari serangan sesekali yang dilakukan Houthi di daerah pedesaan Marib yang menghasilkan beberapa keuntungan, mereka belum membuat kemajuan signifikan di titik-titik strategis dan vital.

Daerah yang dikuasai Pemerintah Yaman dengan Dukungan Koalisi Arab Saudi

Diakui secara internasional, pemerintah Yaman memegang kendali atas Hadhramaut timur, yang meliputi lebih dari sepertiga daratan negara tersebut.

Al Mukalla, kota terbesar kedua dalam hal luas wilayah, juga berada di bawah kendali pemerintah Yaman.

Wilayah yang Dikuasai Pemerintah dengan Kendali Parsial

Beberapa kota di negara ini terbagi dalam hal pengaruh.

Pemerintah menguasai sebagian provinsi tertentu, sedangkan sisanya berada di bawah kendali Houthi.

Pasukan pemerintah telah menguasai sebagian besar provinsi Marib yang kaya akan minyak dan gas.

Pusat provinsi Marib, yang menjadi salah satu kota terpadat di negara itu dalam beberapa tahun terakhir, juga berada di bawah kendali pemerintah.

Menurut laporan pemerintah Yaman, Marib menampung lebih dari dua juta pengungsi, sekitar setengah dari total populasi pengungsi di negara itu yang berjumlah sekitar 4,5 juta jiwa.

Meskipun Houthi berupaya merebut Marib, terutama pada Februari 2021, yang merupakan benteng pemerintah dan markas utama Kementerian Pertahanan, serangan Houthi telah menunjukkan penurunan dalam dua tahun terakhir.

Pemerintah juga menguasai sebagian besar kota Taiz, yang merupakan rumah bagi 60 persen penduduknya.

Namun, kelompok Houthi memiliki keunggulan dalam menguasai bagian timur Taizz, tempat pabrik-pabrik swasta berlokasi, dan menguasai 70% dari total pendapatan kota.

Daerah di Bawah Kendali Houthi

Houthi menguasai beberapa kota di bagian utara negara itu, termasuk ibu kota Sanaa.

Sanaa, yang menampung lembaga-lembaga besar negara, sektor telekomunikasi, dan sejumlah perusahaan serta pabrik yang menghasilkan pendapatan besar bagi Houthi, adalah kota paling penting di negara tersebut.

Di luar Sanaa, ada kota-kota macam Dhamar, Al Bayda', Ibb, Raymah, dan Amran yang sepenuhnya berada di bawah kendali Houthi.

Kota-kota yang Sebagian besar Dikuasai Houthi

Wilayah pesisir Al Hudaydah di barat negara itu berada di bawah kendali Houthi.

Kota pelabuhan strategis ini, yang merupakan rumah bagi salah satu pelabuhan paling penting di Yaman, menampung 70% bantuan dan pendapatan eksternal negara tersebut.

Houthi juga menguasai Al Jawf, yang berbatasan darat dengan Arab Saudi.

Namun, pasukan pemerintah tetap mempertahankan kehadirannya di wilayah kecil di Al Jawf.

Wilayah yang Dikendalikan Dewan Transisi Selatan (STC) yang didukung UEA

Dewan Transisi Selatan (STC) yang didukung UEA mengendalikan seluruh kota Aden, yang dinyatakan sebagai ibu kota sementara oleh pemerintah yang sah setelah Sanaa.

Setelah mengamankan seluruh provinsi pada tahun 2019, Aden menjadi kota terpenting kedua di negara ini, setelah Sanaa, yang terkenal dengan aktivitas ekonomi dan perdagangannya sebelum perang.

Socotra, yang menghadap Samudera Hindia, dan Shabwah, dengan sumber daya minyak yang signifikan, juga berada di bawah kendali STC.

Kendali kota Abyan dibagi antara STC dan pasukan pemerintah.

STC memegang kekuasaan politik dan militer di Lahij dan Ad Dali, di selatan negara itu.

Krisis Kemanusiaan di Yaman

Selama hampir satu dekade, Yaman telah didera konflik parah antara kelompok Houthi yang didukung Iran dan pasukan pemerintah yang didukung oleh koalisi pimpinan Saudi.

Konflik ini berdampak pada meningkatnya kemiskinan, kelaparan dan kekurangan gizi meluas.

Konflik berkepanjangan di Yaman telah memakan korban jiwa sekitar 377.000 orang selama bertahun-tahun.

Yaman, yang merupakan salah satu negara termiskin di dunia, sedang mengalami krisis kemanusiaan yang semakin parah akibat perang saudara yang sedang berlangsung.

(oln/anadolu/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas