Rudal Jelajah Houthi Hantam Kapal Amerika Ginko Picardie di Teluk Aden: Ini untuk Rakyat Palestina
Houthi menegaskan setiap serangan baru dari Amerika Serikat dan Inggris tidak akan dibiarkan tanpa tanggapan dan hukuman.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, SANAA - Kelompok Houthi Yaman, Rabu malam waktu setempat (17/1/2024) melancarkan serangan rudal terhadap kapal Amerika Serikat di Teluk Aden.
Sebagai informasi, Kapal Ginko Picardie merupakan kapal kargo yang tengah melintasi Teluk Aden.
“Serangan ini untuk mendukung rakyat Palestina dan menanggapi agresi AS dan Inggris terhadap negara kami. Angkatan Laut kami melakukan serangan yang menargetkan kapal AS 'Ginko Picardie' di Teluk Aden dengan sejumlah rudal. Serangan itu mengenai target secara akurat,” kata juru bicara pejuang Houthi Yahya Sarea dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh TV al-Masirah yang dikelola Houthi.
“Pasukan kami tidak akan ragu untuk menargetkan semua sumber ancaman di Laut Arab dan Laut Merah sesuai hak sah kami untuk membela Yaman dan untuk terus mendukung rakyat Palestina yang tertindas,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa setiap serangan baru dari Amerika Serikat dan Inggris tidak akan dibiarkan tanpa tanggapan dan hukuman.
“Kami hanya menargetkan kapal-kapal Israel atau mereka yang menuju pelabuhan Israel. Operasi militer kami akan berlanjut sampai Israel mengakhiri serangan dan pengepungan di wilayah Palestina di Jalur Gaza,” kata Sarea.
Pernyataan ini muncul setelah AS pada Rabu menetapkan kembali kelompok Houthi sebagai organisasi teroris, yang secara resmi akan berlaku dalam 30 hari.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penunjukan tersebut merupakan respons terhadap ancaman dan serangan Houthi yang terus berlanjut terhadap “pasukan militer AS dan kapal maritim internasional yang beroperasi di Laut Merah dan Teluk Aden.
AS menjanjikan keputusan ini akan dibatalkan jika Houthi menghentikan serangan mereka.
Pada bulan Januari 2021, kelompok Houthi ditetapkan sebagai kelompok teroris ketika pemerintahan AS di bawah Presiden Donald Trump meluncurkan serangkaian kebijakan luar negeri terakhirnya.
Penunjukan tersebut dicabut oleh pemerintahan Joe Biden pada Februari 2021.
Faksi tersebut segera menanggapi sanksi baru AS tersebut, dengan mengatakan bahwa penunjukan kembali tersebut dilakukan untuk tujuan politik dan tidak akan menghalangi operasi Houthi.
Kelompok Houthi telah meningkatkan serangan mereka di Laut Merah sejak konflik Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober 2023, menuntut diakhirinya serangan dan pengepungan Israel di Gaza.
Kelompok Houthi telah menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman, termasuk ibu kota Sanaa dan kota pelabuhan strategis di Laut Merah, Hodeidah, sejak menggulingkan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional pada tahun 2014.