Menlu Rusia Tegaskan Dukungannya pada Pembentukan Negara Palestina, Israel Jangan Mentang-mentang
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov menegaskan dukungannya terhadap pembentukan Negara Palestina.
Penulis: Muhammad Barir
Menlu Rusia Tegaskan Dukungannya pada Pembentukan Negara Palestina, Israel Jangan Mentang-mentang
TRIBUNNEWS.COM- Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov menegaskan dukungannya terhadap pembentukan Negara Palestina.
Berbicara pada konferensi pers tentang hasil diplomasi Moskow pada tahun 2023 pada hari Kamis, Lavrov kembali menegaskan dukungannya terhadap pembentukan negara Palestina.
Israel tidak boleh berpikir bahwa penderitaan orang-orang Yahudi selama Perang Dunia II memberinya kebebasan tanpa batas dalam mengambil kebijakan luar negeri, terutama ketika menyangkut perang di Gaza, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, menurut Russia Today.
‘Kami (Tidak) Bisa Melakukan Apa Pun yang Kami Inginkan’ – Lavrov Mengatakan ‘Holocaust Tidak Memberikan Impunitas pada Israel’
Rakyat Soviet juga menjadi sasaran genosida Nazi, namun Rusia tidak mempunyai kekuasaan penuh di arena global, kata Lavrov dalam konferensi pers hari ini.
Israel tidak boleh berpikir bahwa penderitaan orang-orang Yahudi selama Perang Dunia II memberinya kebebasan dalam mengambil kebijakan luar negeri, terutama ketika menyangkut permusuhan di Gaza, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
Baca juga: NATO Siap-siap Perang Besar Hadapi Rusia Cs, Kerahkan 90.000 Tentara, Latihan Bersama 31 Negara
Berbicara pada konferensi pers tentang hasil diplomasi Moskow pada tahun 2023 pada hari Kamis, Lavrov kembali menegaskan dukungannya terhadap pembentukan negara Palestina.
Kegagalan selama puluhan tahun untuk melakukan hal ini adalah salah satu alasan utama ketidakstabilan di Timur Tengah dan ketegangan antara Palestina dan Israel, tambahnya.
Menteri Luar Negeri mencatat bahwa Rusia segera mengutuk serangan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober. Namun, setelah perang dimulai, beberapa pejabat Israel bahkan menyebut penduduk Gaza sebagai “binatang” tanpa mendapat reaksi keras dari Barat, kata dia menambahkan.
“Israel tidak bisa… sekarang melakukan apapun yang mereka inginkan karena mereka menderita selama Perang Dunia II. Ya, memang ada Holocaust, itu adalah kejahatan yang mengerikan, tapi ada juga genosida terhadap semua orang di Uni Soviet.”
Lavrov menambahkan bahwa rakyat Soviet juga menderita karena mereka dimusnahkan di kamp konsentrasi Nazi yang sama dengan orang-orang Yahudi, dan kedua orang tersebut meninggal karena kelaparan secara berdampingan di Leningrad yang terkepung, Rusia Today (RT) melaporkan.
“Menurut logika ini, kita bisa melakukan apapun yang kita mau. Itu tidak akan berhasil jika kita ingin menegakkan hukum internasional secara sistematis,” tambahnya.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 24,620 warga Palestina telah terbunuh, dan 61,830 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober. Perkiraan Palestina dan internasional menyebutkan bahwa mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.
Rusia telah berulang kali menyerukan gencatan senjata sambil mendesak Israel untuk menghormati hukum perang dan tanggung jawabnya berdasarkan hukum internasional.
RT mengkontekstualisasikan cerita tersebut dengan mengatakan bahwa “Holocaust merenggut nyawa sekitar enam juta orang Yahudi di Eropa. Sementara itu, Uni Soviet kehilangan sekitar 27 juta orang selama perang, termasuk banyak orang Yahudi, dan dua pertiganya terjadi di kalangan penduduk sipil.”
(Sumber: Palestina Chronicle)