Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hamas Berduka, Komandan Omar Daghlas Meninggal di Pengasingan di Turki

Hamas Berduka, Komandan Brigade Al-Qassam Omar Daghlas meninggal dunia di pengasingan di Turki karena sakit dan cedera dalam pertempuran di masa lalu.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Hamas Berduka, Komandan Omar Daghlas Meninggal di Pengasingan di Turki
Telegram Brigade Al-Qassam/AlQuds
Omar Daghlas, komandan senior Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) yang dideportasi dari Palestina. Ia meninggal dunia di Turki karena sakit pada Rabu (24/1/2024). 

TRIBUNNEWS.COM - Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengumumkan kematian Omar Daghlas (55), komandan senior Brigade Al-Qassam yang diasingkan di Turki, karena sakit.

Omar Daghlas adalah salah satu mujahidin generasi pertama Brigade Al-Qassam di Tepi Barat.

"Dengan kebanggaan orang-orang beriman yang yakin akan kemenangan dan pertolongan Tuhan... diumumkan hari ini, Rabu, di kota Istanbul, Turki, kematian komandan Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, Omar Muhammad Daghlas, yang dideportasi ke luar Palestina, setelah menderita cedera dan penyakit," tulis Brigade Al-Qassam di Telegram, Rabu (24/1/2024).

Hamas menggambarkan Omar Daghlas sebagai komandan yang sangat sabar dalam berjihad, meski ia cedera setelah pertempuran di masa lalu saat melawan pasukan Israel.

Dalam bayang-bayang Operasi Banjir Al-Aqsa, Omar Daghlas kembali kepada Tuhan setelah diasingkan dari Palestina selama kurang lebih 15 tahun.

"Kami menganggapnya termasuk orang-orang yang syahid dan suci," tambahnya.

"Kami memohon kepada Tuhan untuk menerimanya di antara para martir, untuk menempatkannya di taman yang luas, dan untuk memberikan kesabaran dan belasungkawa yang baik kepada keluarganya. Kami adalah milik Tuhan dan kepada-Nya kami akan kembali," lanjutnya.

Berita Rekomendasi

Omar Daghlas dianggap sebagai salah satu generasi pertama perlawanan Palestina di Tepi Barat, dikutip dari Assabeel.

Ia adalah salah satu orang yang dideportasi dari “Marj al-Zuhur” di Lebanon selatan, di mana dia dideportasi ke sana pada tanggal 17 Desember 1992, bersama dengan para pemimpin dari Hamas dan gerakan Jihad Islam (PIJ).

Omar Daghlas adalah salah satu pilar perlawanan Palestina yang paling menonjol di Nablus, Tepi Barat.

Dia meninggalkan pengaruh yang besar sebelum dia dideportasi ke luar Palestina.

Baca juga: Israel Usul Gencatan Senjata Sementara lalu Lanjut Perang, Hamas Ungkap Tuntutan Palestina

Hamas Palestina vs Israel

Segera setelah Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel meluncurkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza.

Kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 25.490 jiwa sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (23/1/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 369 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Senin (22/1/2023).

Israel memperkirakan, masih ada kurang lebih 137 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas