Pertempuran Hizbullah dan IDF di Perbatasan Israel Makin Ganas, Lebanon Colek Rusia
Di tengah panasnya situasi tersebut, Menteri Luar Negeri sementara Lebanon, Abdallah Bou Habib dilaporkan meminta bantuan Rusia.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Menteri Luar Negeri Rusia menyampaikan terima kasih atas sikap seimbang (netral) Lebanon terhadap konflik Ukraina.
Lavrov dan Bou Habib menekankan penghormatan terhadap hak asasi manusia di semua konflik dan menghindari standar ganda.
Merapat ke Rusia
Selain deeskalasi regional, kedua menteri membahas lebih lanjut pembangunan hubungan kedua negara.
“Kami memaparkan situasi kami di Lebanon sehubungan dengan tantangan politik dan ekonomi, dan kami menyinggung langkah-langkah paling penting yang sedang dilakukan dalam hal ini, termasuk kesepakatan mengenai program dukungan dengan Dana Moneter Internasional, yang bertepatan dengan pelaksanaan reformasi yang diperlukan, khususnya di sektor ketenagalistrikan dan perbankan, serta restrukturisasi sektor publik,” kata Bou Habib.
Bou Habib memberikan peringatan kepada Israel awal pekan ini setelah Israel mengancam akan memulai perang, dengan mengatakan kalau “perang tidak akan menjadi sebuah piknik (bagi Israel).”
Dalam pidato Bou Habib pada pertemuan tingkat Menteri Dewan Keamanan PBB, menteri luar negeri Lebanon menyebut konflik yang sedang berlangsung di Asia Barat sebagai masalah sejarah.
“Dari generasi ke generasi dan selama beberapa dekade, kawasan kami belum menikmati perdamaian atau keamanan,” kata menteri Lebanon.
“Konflik ini telah menjadi warisan kebencian, kepahitan, dan kekerasan yang terus meningkat, yang diwariskan dari generasi ke generasi.”
“Perang yang sedang berlangsung […] telah membuktikan bahwa kita harus menemukan solusi akhir terhadap masalah Palestina karena ini adalah kunci perdamaian dan pintu gerbang keamanan di [Asia Barat],” tambahnya.
(oln/tc/*)