40 Pejabat Tinggi Desak Netanyahu Dipecat, Perwira Mossad: Israel Kini Dipimpin Orang-orang Idiot
Dalam suratnya kepada Presiden Israel Isaac Herzog, para pejabat tersebut menganggap Netanyahu harus segera dipecat
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
40 Pejabat Tinggi Desak Netanyahu Dipecat, Perwira Mossad: Israel Kini Dipimpin Orang-orang Idiot
TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 40 pejabat dan mantan pejabat keamanan nasional Israel, ilmuwan ternama, dan pemimpin bisnis terkemuka dilaporkan menyerukan kepada Presiden Israel untuk secara paksa memecat Benjamin Netanyahu dari jabatannya.
Mereka menilai, Netanyahu merupakan ancaman “eksistensial” terhadap negara tersebut.
Dalam suratnya kepada Presiden Israel Isaac Herzog, para pejabat tersebut menganggap Netanyahu “yang paling bertanggung jawab” karena “menciptakan keadaan” dan perpecahan di dalam Israel yang menyebabkan Operasi Banjir Al-Aqsa, termasuk kabinet sayap kanannya dan berbagai kebijakan.
Baca juga: Petinggi Pasukan Elite Radwan Tewas, Hizbullah akan Meledak, Netanyahu Malah Datang ke Kiryat Shmona
Surat tersebut menyinggung bagaimana para pemimpin Iran dan milisi Perlawanan Palestina dan Lebanon melihat Israel yang tidak stabil dan memanfaatkan kelemahan ini untuk melawan entitas pendudukan.
Baca juga: Zonk! Panik Duluan, Pasukan Israel Dalam Jumlah Besar Kena Prank Penyusupan Hizbullah
Israel Dipimpin Orang-orang Idiot
Haim Tomer, seorang perwira Mossad yang ikut menandatangani perjanjian tersebut, mengatakan kepada CNN kalau Israel kini dipimpin oleh “orang-orang idiot”.
Tomer juga merinci kalau “semua orang memahami bahwa Netanyahu tidak kompeten untuk memimpin Israel.”
Surat tersebut juga menyatakan kalau Netanyahu telah menolak tanggung jawab atas peristiwa 7 Oktober, menuduhnya “menyalahkan orang lain dan menghasut orang-orang yang telah berjuang untuk menyelamatkan demokrasi Israel dari tindakan dan rencananya yang merusak.”
Para penandatangan memohon kepada Herzog dan Ketua Knesset untuk menggantikan Netanyahu, dan menekankan, “Bangsa Israel dan sejarah Yahudi tidak akan memaafkan Anda jika Anda tidak memenuhi tanggung jawab nasional sepenuhnya.”
Jumat lalu, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengadakan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel dan mendesaknya untuk mengakhiri perang sebelum pemilu November.
Telepon Biden ini dinilai mencerminkan meningkatnya kekhawatiran AS terhadap kelanjutan perang.
Netanyahu bersikukuh dengan pendiriannya yang tidak kenal kompromi dalam mempertahankan kontrol keamanan penuh atas Tepi Barat yang diduduki.
Dia menyatakan kalau "kegigihannya telah mencegah selama bertahun-tahun pembentukan negara Palestina yang akan menjadi ancaman nyata bagi Israel."
Baca juga: Ngotot Usir Warga Gaza, Israel Minta Eropa Bikin Pulau di Laut Mediterania Buat Palestina Merdeka
Sebuah jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan oleh Channel 13 Israel menyoroti preferensi kepemimpinan rezim Israel saat ini.