Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Serangan AS Meleset, Bukan Militan Irak yang Tewas, Tapi Militer dan Warga Sipil yang Meregang Nyawa

Kawasan tersebut menurut warga setempat digunakan kelompok militan besenjata menyimpan senjata dalam jumlah besar.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Serangan AS Meleset, Bukan Militan Irak yang Tewas, Tapi Militer dan Warga Sipil yang Meregang Nyawa
HO
Pesawat pembom B-1B Lancer 

TRIBUNNEWS.COM -- Janji Amerika Serikat untuk membalas dendam tiga tentaranya yang tewas di Irak terwujud. Sayangnya salah sasaran.

Jumat (2/2/2024) kemarin wilayah Irak dihujani puluhan rudal melalui serangan udara. Akan tetapi justru warga sipil dan militer Irak yang menjadi korban.

Sebanyak 16 orang dilaporkan tewas dalam peristiwa tersebut. Pengeboman terjadi di wilayah yang diduga menjadi sarang militan Irak yaitu di lingkungan Sikak di al-Qaim.

Baca juga: AS Ngaku Sudah Hubungi Irak sebelum Lakukan Serangan, Panglima Rasool: Pelanggaran Kedaulatan!

Kawasan tersebut menurut warga setempat digunakan kelompok militan besenjata menyimpan senjata dalam jumlah besar.

Akan tetapi para militan tersebut telah meninggalkan lokasi itu beberapa hari setelah pembunuhan tiga tentara AS, demikian disebutkan oleh sumber Alarabiya.

Al hasil, serangan tersebut malah menewaskan warga setempat. Khaled Walid, seorang warga Sikak, mengatakan bahwa serangan AS dan ledakan sekunder amunisi yang disimpan di lingkungan tersebut telah menyebabkan kerusakan yang luas.

Di Irak, warga mengatakan beberapa serangan terjadi di , sebuah kawasan pemukiman yang menurut penduduk setempat juga digunakan oleh kelompok bersenjata untuk menyimpan senjata dalam jumlah besar.

Irak Protes

BERITA REKOMENDASI

Sementara pemerintah Irak protes atas peristiwa tersebut. Irak memanggil kuasa usaha AS di Bagdad untuk menyampaikan protes resmi setelah serangan di negara itu.

"Serangan tersebut menghantam “lokasi di wilayah Akashat dan Al-Qaim, termasuk wilayah di mana pasukan keamanan kami ditempatkan,” kata juru bicara pemerintah Irak Bassem al-Awadi pada hari Sabtu.

Amerika Serikat melakukan serangan pada hari Jumat sebagai pembalasan atas terbunuhnya tiga personel militer AS dalam serangan pesawat tak berawak di sebuah pangkalan dekat perbatasan Yordania dengan Suriah dan Irak.

Pasukan Mobilisasi Populer Irak, sebuah pasukan keamanan negara termasuk kelompok yang didukung Iran, mengatakan 16 anggotanya tewas termasuk pejuang dan petugas medis.

Baca juga: Irak Kecam Serangan AS di Perbatasan Irak-Suriah: Ini Langgar Kedaulatan

Pemerintah sebelumnya mengatakan warga sipil termasuk di antara 16 orang yang tewas.

Sebuah pernyataan pemerintah Irak mengatakan daerah-daerah yang dibom oleh pesawat AS termasuk tempat-tempat di mana pasukan keamanan Irak ditempatkan di dekat lokasi-lokasi sipil. Dikatakan 23 orang terluka dan 16 orang tewas.

Gedung Putih mengatakan Amerika Serikat telah memberi tahu Irak sebelum melakukan serangan. Baghdad kemudian menuduh Amerika Serikat melakukan penipuan, dan mengatakan bahwa klaim AS mengenai koordinasi dengan pihak berwenang Irak “tidak berdasar.”

AS Jadi Ancaman Stabilitas Keamanan di Irak

Amerika Serikat memperingatkan akan adanya serangan balasan yang lebih besar setelah serangan tersebut mengenai sasaran-sasaran yang terkait dengan Iran di Irak dan Suriah semalam sebagai tanggapan atas serangan yang menewaskan tentara Amerika di Yordania di tengah perang Israel di Gaza.

“Serangan agresif ini akan menempatkan keamanan di Irak dan wilayah tersebut di ambang jurang kehancuran,” kata pemerintah Irak, dan membantah klaim Washington yang mengoordinasikan serangan udara dengan Baghdad sebagai “salah” dan “bertujuan untuk menyesatkan opini publik internasional”.

Kehadiran koalisi militer pimpinan AS di kawasan “telah menjadi alasan untuk mengancam keamanan dan stabilitas di Irak dan menjadi pembenaran untuk melibatkan Irak dalam konflik regional dan internasional”, demikian bunyi pernyataan dari kantor Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani.

Kementerian Luar Negeri kemudian memanggil kuasa usaha AS di Bagdad untuk menyampaikan protes resmi.

Sementara, AL Jazeera mengutip Kementerian Pertahanan Suriah mengecam “agresi pasukan pendudukan Amerika”, yang dikatakan sebagai upaya “untuk melemahkan kemampuan Tentara Arab Suriah dan sekutunya di bidang memerangi terorisme”, dan menambahkan bahwa wilayah yang menjadi sasaran adalah wilayah yang sama.

Media pemerintah Suriah melaporkan beberapa korban jiwa setelah serangan di wilayah gurun dan wilayah perbatasan dengan Irak.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan setidaknya 23 pejuang yang berpihak pada Iran tewas dalam serangan di Suriah, namun hal tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.

Serangan tersebut tidak terjadi di dalam wilayah Iran. Kementerian Luar Negeri Iran pada hari Sabtu menyebut tindakan tersebut sebagai “tindakan petualangan dan kesalahan strategis lainnya yang dilakukan oleh pemerintah AS yang tidak akan membuahkan hasil selain meningkatkan … ketidakstabilan di kawasan”.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa tujuan serangan “bertingkat” ini adalah untuk menghentikan serangan oleh kelompok-kelompok yang berpihak pada Iran, dan bukan untuk memulai perang dengan Iran.

Kementerian Iran mengatakan ketegangan di wilayah tersebut “berasal dari pendudukan rezim Israel dan operasi militer [nya] di Gaza serta genosida terhadap warga Palestina dengan dukungan tak terbatas dari Amerika Serikat”, dan menambahkan bahwa stabilitas hanya akan kembali dengan penyelesaian “ akar penyebab krisis ini”.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas