Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Intelijen Israel Cemas Hamas Meledak dan Kobarkan Api Perang di Tepi Barat Saat Bulan Suci Ramadan

Selama berminggu-minggu, warga Palestina tidak punya akses bebas ke Masjid Al-Aqsa. Intelijen Israel, hal ini dimanfaatkan Hamas saat momentum ramadan

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Intelijen Israel Cemas Hamas Meledak dan Kobarkan Api Perang di Tepi Barat Saat Bulan Suci Ramadan
AFP/AHMAD GHARABLI
Warga Muslim Palestina mengambil bagian dalam salat Jumat siang ketika polisi Israel berjalan melewati lingkungan Ras al-Amud di Yerusalem Timur, pada 20 Oktober 2023, menyusul pembatasan usia oleh keamanan Israel hingga di atas 50 tahun bagi jamaah yang ingin mengakses Al- Kompleks Masjid Aqsa, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Ribuan orang, baik warga Israel maupun Palestina, tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza, memasuki Israel selatan dalam serangan mendadak yang menyebabkan Israel menyatakan perang terhadap Hamas di Gaza pada 8 Oktober. (Photo by AHMAD GHARABLI / AFP) 

Intelijen Israel Cemas Hamas Kobarkan Api Perang di Tepi Barat Saat Bulan Suci Ramadan

TRIBUNNEWS.COM - Otoritas militer dan intelijen Israel dilaporkan memberi masukan dan saran ke pemerintah Israel untuk melonggarkan penindakan terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan wilayah al-Quds yang diduduki Israel

Kekhawatiran intelijen Israel itu terkait momentum bulan Ramadan mendatang akan dimanfaatkan Hamas untuk mengobarkan peperangan di Tepi Barat karena tindak represif aparat pendudukan Israel ke rakyat Palastina yang selama ini sudah terjadi sejak lama.

Seperti diketahui, Ramadan akan dimulai pada awal Maret tahun ini, dan bulan suci ini identik dengan sejumlah momen bagi umat Islam.

Baca juga: Israel Larang Warga Palestina Salat Jumat di Masjid Al-Aqsa Selama 5 Minggu Berturut-turut

"Baru-baru ini, penjajah Zionis sangat membatasi masuknya warga Palestina ke salah satu situs paling suci, Masjid al-Aqsa, di al-Quds yang diduduki," tulis laporan Al Mayadeen dalam ulasan yang menggambarkan aksi represif aparat Israel ke warga Palestina yang akan beribadah, seperti salat Jumat mingguan .

Pembatasan akses ke Masjid Al-Aqsa ini ini dilakukan Israel seiring dengan meningkatnya penindasan sistematis terhadap warga Palestina di wilayah pendudukan, termasuk penahanan skala besar dan pembunuhan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

Dalam konteks ini, para pejabat militer dan intelijen Israel telah merekomendasikan agar pembatasan dilonggarkan, karena khawatir hal ini akan memicu munculnya api perlawanan seperti yang terjadi di Gaza.

Berita Rekomendasi

"Hamas akan memanfaatkan waktu paling penting bagi umat Islam, sebagai kesempatan untuk mengobarkan [Tepi Barat]," kata Yoav Zitun, analis urusan militer untuk Israel dalam laporan situs berita Israel, Ynet.

Baca juga: Panglima Perang Israel Merengek ke AS, Minta Pasukan Radwan Hizbullah Dijauhkan ke Sungai Litani

Warga Muslim Palestina mengambil bagian dalam salat Jumat siang yang diblokir oleh keamanan Israel di lingkungan Ras al-Amud Yerusalem Timur, pada 20 Oktober 2023, menyusul pembatasan usia oleh polisi Israel hingga di atas 50 tahun bagi jamaah yang ingin mengakses Al-Aqsa Kompleks masjid (latar belakang tengah atas), di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Ribuan orang, baik warga Israel maupun Palestina, tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza, memasuki Israel selatan dalam serangan mendadak yang menyebabkan Israel menyatakan perang terhadap Hamas di Gaza pada 8 Oktober. (Photo by AHMAD GHARABLI / AFP)
Warga Muslim Palestina mengambil bagian dalam salat Jumat siang yang diblokir oleh keamanan Israel di lingkungan Ras al-Amud Yerusalem Timur, pada 20 Oktober 2023, menyusul pembatasan usia oleh polisi Israel hingga di atas 50 tahun bagi jamaah yang ingin mengakses Al-Aqsa Kompleks masjid (latar belakang tengah atas), di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Ribuan orang, baik warga Israel maupun Palestina, tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza, memasuki Israel selatan dalam serangan mendadak yang menyebabkan Israel menyatakan perang terhadap Hamas di Gaza pada 8 Oktober. (Photo by AHMAD GHARABLI / AFP) (AFP/AHMAD GHARABLI)

Dari masukan intelijen itu, para pejabat tinggi Israel kini dilaporkan tengah membahas pelonggaran akses dan mengizinkan pekerja Palestina masuk ke sebanyak 48 titik wilayah pendudukan.

"Menurut Zitun, pihak berwenang Israel sedang mendiskusikan proses untuk mengizinkan 100.000 warga Palestina memasuki wilayah pendudukan," tulis laporan itu.

Ribuan keluarga Palestina saat ini mencari peluang kerja di wilayah-wilayah pendudukan, karena memburuknya kondisi ekonomi di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki.

Hal ini merupakan akibat langsung dari pendudukan Israel di Palestina.

Sejak “Israel” melancarkan agresinya di Jalur Gaza, mereka juga melarang semua pekerja Palestina memasuki 48 titik wilayah pendudukan. 

(oln/YN/almydn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas