Intelijen Israel Cemas Hamas Meledak dan Kobarkan Api Perang di Tepi Barat Saat Bulan Suci Ramadan
Selama berminggu-minggu, warga Palestina tidak punya akses bebas ke Masjid Al-Aqsa. Intelijen Israel, hal ini dimanfaatkan Hamas saat momentum ramadan
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Intelijen Israel Cemas Hamas Kobarkan Api Perang di Tepi Barat Saat Bulan Suci Ramadan
TRIBUNNEWS.COM - Otoritas militer dan intelijen Israel dilaporkan memberi masukan dan saran ke pemerintah Israel untuk melonggarkan penindakan terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan wilayah al-Quds yang diduduki Israel.
Kekhawatiran intelijen Israel itu terkait momentum bulan Ramadan mendatang akan dimanfaatkan Hamas untuk mengobarkan peperangan di Tepi Barat karena tindak represif aparat pendudukan Israel ke rakyat Palastina yang selama ini sudah terjadi sejak lama.
Seperti diketahui, Ramadan akan dimulai pada awal Maret tahun ini, dan bulan suci ini identik dengan sejumlah momen bagi umat Islam.
Baca juga: Israel Larang Warga Palestina Salat Jumat di Masjid Al-Aqsa Selama 5 Minggu Berturut-turut
"Baru-baru ini, penjajah Zionis sangat membatasi masuknya warga Palestina ke salah satu situs paling suci, Masjid al-Aqsa, di al-Quds yang diduduki," tulis laporan Al Mayadeen dalam ulasan yang menggambarkan aksi represif aparat Israel ke warga Palestina yang akan beribadah, seperti salat Jumat mingguan .
Pembatasan akses ke Masjid Al-Aqsa ini ini dilakukan Israel seiring dengan meningkatnya penindasan sistematis terhadap warga Palestina di wilayah pendudukan, termasuk penahanan skala besar dan pembunuhan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Dalam konteks ini, para pejabat militer dan intelijen Israel telah merekomendasikan agar pembatasan dilonggarkan, karena khawatir hal ini akan memicu munculnya api perlawanan seperti yang terjadi di Gaza.
"Hamas akan memanfaatkan waktu paling penting bagi umat Islam, sebagai kesempatan untuk mengobarkan [Tepi Barat]," kata Yoav Zitun, analis urusan militer untuk Israel dalam laporan situs berita Israel, Ynet.
Baca juga: Panglima Perang Israel Merengek ke AS, Minta Pasukan Radwan Hizbullah Dijauhkan ke Sungai Litani
Dari masukan intelijen itu, para pejabat tinggi Israel kini dilaporkan tengah membahas pelonggaran akses dan mengizinkan pekerja Palestina masuk ke sebanyak 48 titik wilayah pendudukan.
"Menurut Zitun, pihak berwenang Israel sedang mendiskusikan proses untuk mengizinkan 100.000 warga Palestina memasuki wilayah pendudukan," tulis laporan itu.
Ribuan keluarga Palestina saat ini mencari peluang kerja di wilayah-wilayah pendudukan, karena memburuknya kondisi ekonomi di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki.
Hal ini merupakan akibat langsung dari pendudukan Israel di Palestina.
Sejak “Israel” melancarkan agresinya di Jalur Gaza, mereka juga melarang semua pekerja Palestina memasuki 48 titik wilayah pendudukan.
(oln/YN/almydn/*)