Mungkinkan Banjiri Terowongan Pakai Air Laut Pengaruhi Pasokan Air Gaza? Ini Penjelasannya
Mungkinkah upaya Israel untuk membanjiri terowongan dengan air laut mempengaruhi pasokan air di Gaza? Ini penjelasannya.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Mungkinkah upaya Israel untuk membanjiri terowongan menggunakan air laut bisa mempengaruhi pasokan air di Gaza? Ini penjelasannya.
Pekan ini, Israel mengonfirmasi pasukannya memompa air laut ke dalam jaringan terowongan di Gaza.
Sebuah metode yang menurut para aktivis lingkungan hidup dapat melanggar hukum internasional, serta menyebabkan konsekuensi jangka panjang yang mengerikan di wilayah kantong Palestina yang terkepung.
Laporan media selama berminggu-minggu berspekulasi bahwa pemompaan air laut sedang berlangsung, dikutip dari Al Jazeera.
Meski demikian, pejabat Israel dan Amerika Serikat (AS), termasuk Presiden Joe Biden, tidak mengonfirmasi hal tersebut ketika ditanyai.
Pada Rabu (31/1/2024), dalam pernyataan singkat di X, militer Israel mengatakan mereka menggunakan “kemampuan baru” dalam perangnya di Gaza dan labirin terowongan Hamas, “termasuk dengan menyalurkan air dalam jumlah besar ke terowongan tersebut."
"Ini merupakan alat penting dalam memerangi ancaman infrastruktur teroris bawah tanah Hamas,” kata pernyataan itu.
Konfirmasi ini muncul hampir empat bulan setelah pemboman terus menerus di Jalur Gaza yang telah menewaskan hampir 27.000 orang.
Pihak berwenang Israel telah lama bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur Hamas.
Tel Aviv berpendapat terowongan tersebut menyimpan amunisi dan tawanan yang dibawa ke sana oleh kelompok bersenjata pada tanggal 7 Oktober.
Rencana untuk memompa air laut ke dalam terowongan menimbulkan pertanyaan tentang rencana Israel untuk menyelamatkan para tawanan perang.
Baca juga: Tak Hanya Hancurkan 43 Tank Israel, Al-Qassam juga Targetkan IDF di Pintu Masuk Terowongan
Upaya membanjiri terowongan juga dapat menambah kehancuran jangka panjang di Gaza, termasuk pasokan air di wilayah tersebut:
Bagaimana cara mengatasi banjir?
Laporan media dari awal Desember mengatakan pasukan Israel berencana membanjiri terowongan dengan air laut di Gaza menggunakan sekitar lima hingga tujuh pompa air besar.
Menurut The Wall Street Journal, tentara Israel memasang pompa di utara kamp pengungsi Shati.
Mesin tersebut, kata laporan itu, dapat memompa ribuan meter kubik air laut.
Pada pertengahan Desember, WSJ, mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, kembali melaporkan pemompaan telah dimulai.
Publikasi media lain yang berbasis di AS, ABC News, melaporkan skala banjir awal terbatas karena tentara Israel menilai seberapa efektif metode tersebut.
Hamas, yang mengklaim terowongannya sepanjang sekitar 300-500 kilometer (186-310 mil), telah menggunakan jalur bawah tanah untuk mematahkan pengepungan Israel di Gaza.
Warga Palestina menggunakan jaringan terowongan untuk menyelundupkan makanan, barang, obat-obatan, dan bahkan senjata.
Wilayah Palestina telah berada di bawah blokade udara, darat dan laut Israel sejak tahun 2007 dan Tel Aviv memutuskan apa yang masuk dan keluar dari jalur sempit yang lebarnya 10 kilometer (6 mil) dan panjang 41 kilometer.
Pemompaan ini memerlukan waktu berminggu-minggu dan ribuan meter kubik air untuk sepenuhnya mengisi dan menghancurkan jaringan tersebut.
Mungkinkah banjir di terowongan mempengaruhi pasokan air Gaza?
Analis lingkungan memperingatkan banjir di terowongan dapat merusak akuifer yang menyimpan air tanah di Gaza yang menjadi sumber kehidupan bagi 2,3 juta penduduk Gaza.
Seorang profesor di Geneva Graduate Institute, Mark Zeitoun, mengatakan kepada Al Jazeera, memompa air laut ke dalam terowongan sepanjang ratusan kilometer yang tertanam di tanah berpasir dan berpori di Gaza, kemungkinan besar akan menyebabkan air asin meresap ke dalam sumber air.
Sehingga menghancurkan air yang biasanya digunakan untuk minum, memasak, dan irigasi.
Zeitoun, yang pernah bekerja sebagai insinyur air di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, mengatakan Israel menggunakan air sebagai senjata dengan cara yang “gelap”.
Insinyur tersebut termasuk di antara banyak orang yang telah memperingatkan sejak bulan Desember bahwa akan ada konsekuensi “bencana” jika rencana militer Israel terkonfirmasi.
"Reaksi pertama saya adalah kesusahan yang mendalam,” kata Zeitoun, mengacu pada pernyataan tentara Israel pada hari Rabu (31/1/2024).
"Memompa air asin pasti akan mencemari akuifer dan berdampak jangka panjang,” ujarnya.
“Ini akan merusak kondisi kehidupan di Gaza," katanya
"Jika kita tidak bereaksi terhadap perilaku seperti ini, apa yang bisa menghentikan negara lain melakukan hal serupa pada kelompok orang lain di masa depan?," urainya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)