Intel AS: Tujuan Israel Lenyapkan Kelompok Hamas Belum Sukses
New York Times: Israel turunkan kemampuan tempur Hamas, belum mencapai tujuan perangnya untuk melenyapkan kelompok militan Palestina belum tercapai
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Laporan New York Times pada Kamis (8/2/2024), yang mengutip pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) kepada anggota Kongres minggu ini, menyebut bahwa Israel telah menurunkan kemampuan tempur Hamas, tetapi belum mencapai tujuan perangnya untuk melenyapkan kelompok militan Palestina itu.
Menurut New York Times, pengarahan intelijen tertutup kepada anggota Kongres tidak mencakup diskusi mengenai korban jiwa di Gaza.
Otoritas kesehatan yang dikelola Hamas mengklaim hampir 28.000 warga Palestina telah terbunuh selama empat bulan terakhir perang tersebut.
Angka-angka ini tidak dapat diverifikasi secara independen.
Israel mengatakan mereka telah membunuh 10.000 anggota bersenjata Hamas di Gaza sejak 7 Oktober.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menegaskan sepanjang perang bahwa menghancurkan kemampuan militer dan politik Hamas, dan memulangkan semua sandera, adalah tujuan utama perang yang sedang berlangsung.
Awal pekan ini, Netanyahu membual dengan mengatakan 75 persen batalyon Hamas telah dihancurkan dan Israel “berada di jalur menuju kemenangan total,” tanpa menjelaskan lebih lanjut, dilansir Times of Israel.
Saat mengunjungi tentara di Latrun di pusat negara itu pada hari Senin 95/2/2024), Netanyahu mengatakan bahwa 18 dari 24 batalyon Hamas telah dihancurkan, dan “tidak ada yang bisa menggantikan kemenangan total.”
“Kami tidak akan mengakhiri perang tanpa mencapai tujuan kemenangan total yang akan memulihkan keamanan,” katanya.
“Kami tidak akan menyerah," ucapnya.
Dia tidak menjelaskan apa arti kemenangan total.
Baca juga: Apa Alasan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Tolak Gencatan Senjata Dengan Hamas?
Pada konferensi pers di Tel Aviv Senin malam, Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengklaim sekitar setengah dari anggota Hamas telah terbunuh atau terluka parah, senada dengan Netanyahu.
Tidak ada data yang menyebutkan jumlah korban dari sisi Hamas.
Gallant menggambarkan operasi darat di Gaza sebagai operasi yang “kompleks dan rumit".