Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pembantaian Rafah Dimulai, Anak-anak Palestina Mandi Darah Karena Bom Israel: Ambulans Pun Dihajar

Sabtu (10/2/2024), serangan udara Israel dilaporkan menewaskan 28 warga Palestina, termasuk sepuluh anak-anak, di Rafah.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Pembantaian Rafah Dimulai, Anak-anak Palestina Mandi Darah Karena Bom Israel: Ambulans Pun Dihajar
(Kredit Foto: Fatima Shbair/Associated Press)
Warga Palestina di tengah kehancuran akibat serangan udara Israel di Rafah, di Jalur Gaza selatan, pada Jumat (9/2/2024). 

Pembantaian Rafah Dimulai, Anak-anak Palestina Mandi Darah Karena Bom Israel: Ambulans Pun Dihajar

TRIBUNNEWS.COM - Israel dilaporkan memulai prosedur serangan darat (ground invasion) ke Rafah, Gaza Selatan,  dengan mulai mengintensifkan serangan udara.

Sabtu (10/2/2024), serangan udara Israel dilaporkan menewaskan 28 warga Palestina, termasuk sepuluh anak-anak, di Rafah.

Pembantaian itu terjadi beberapa jam setelah badan-badan bantuan dunia dan PBB memperingatkan kalau sejumlah besar warga Palestina akan mati jika Israel melanjutkan serangan militer skala besar ke Rafah.

Baca juga: Mesir Siagakan 40 Tank dan Puluhan Lapis Baja di Perbatasan Sinai Saat Israel Akan Serbu Rafah

Kota di perbatasan Gaza selatan adalah tempat sekitar 1,3 juta warga Palestina tinggal, termasuk ratusan ribu di kota-kota tenda.

“Ada rasa cemas dan panik yang semakin besar di Rafah,” kata Philippe Lazzarini, kepala badan UNRWA, kepada Reuters.

“Orang-orang tidak tahu ke mana harus pergi,” katanya.

Berita Rekomendasi

Serangan ini juga membuktikan kalau isyarat evakuasi warga sipil lebih dulu sebelum ground invasion dari perdana menteri Israel, Benjamin Netanyahu, cuma formalitas dan basa-basi.

Baca juga: Sebut 4 Batalion Hamas Ada di Rafah, Netanyahu Ungkit Soal Amalek: Pemusnahan Massal Warga Sipil?

Pada hari Jumat, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan kalau tentara Israel (IDF) diperintahkan untuk menyusun rencana evakuasi penduduk dan menghancurkan empat batalion Hamas yang dikatakan masih berada di Rafah.

“Perang tidak diperbolehkan di kamp pengungsi raksasa,” kata Jan Egeland, sekretaris jenderal Dewan Pengungsi Norwegia.

Egeland memperingatkan akan terjadinya “mandi darah” jika pasukan darat Israel menyerang Rafah.

Baca juga: Menlu AS Datang, Israel Kirim Pasukan Darat Masuk Rafah, Perang Lawan Mesir Tak Terhindarkan?

Gambar yang diambil dari Rafah, di Jalur Gaza selatan, menunjukkan asap membubung di atas gedung-gedung di Khan Yunis selama pemboman Israel pada 8 Februari 2024, ketika pertempuran berlanjut antara Israel dan kelompok Hamas Palestina di Gaza.
Gambar yang diambil dari Rafah, di Jalur Gaza selatan, menunjukkan asap membubung di atas gedung-gedung di Khan Yunis selama pemboman Israel pada 8 Februari 2024, ketika pertempuran berlanjut antara Israel dan kelompok Hamas Palestina di Gaza. (MAHMUD HAMS / AFP)

Mahmoud Abbas Nyatakan Niat Israel Lakukan Pembersihan Etnis

Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas memperingatkan bahwa tujuan Israel adalah mengusir paksa warga Palestina ke Mesir sebagai pengulangan pembersihan etnis Israel terhadap warga Palestina pada Nakba 1948.

“Mengambil langkah ini mengancam keamanan dan perdamaian di kawasan dan dunia. Ini melanggar semua garis merah,” kantor Abbas mengumumkan.

Seorang pejabat Israel yang tidak mau disebutkan namanya mengklaim bahwa Israel ingin warga Palestina di selatan Gaza untuk kembali ke utara, tempat dimana banyak pengungsi berasal setelah rumah mereka dihancurkan oleh pemboman Israel.

Anak Palestina Mandi Darah Karena Bom Israel

Bom-bom Israel ke Rafah menyasar tak pandang bulu, termasuk wanita dan anak-anak.

Seorang bocah perempuan Palestina berusia 5 tahun, Hind Rajab, misalnya.

Dia ditemukan tewas pada hari Sabtu.

Kematian Hind Rajab punya cerita sangat menyedihkan yang menjadi contoh terbaru kekejaman tentara IDF.

Pasukan Israel dilaporkan menembaki mobil yang dia tumpangi bersama kerabatnya akhir Januari, sekitar sepekan lalu.

Awalnya, semua penumpang mobil itu terbunuh kecuali Hind dan sepupunya, Layan Hamadeh, 15 tahun, yang meminta bantuan menggunakan telepon seluler.

Saat sedang menelepon layanan darurat, pasukan Israel melepaskan tembakan dan membunuh Layan.

Hind kemudian berbicara di telepon sambil menunggu ambulans untuk menyelamatkannya.

"Ayo bawa aku. Maukah kamu datang dan membawaku? Aku sangat takut, mohon silakan datang!" Hind terdengar berkata dalam rekaman panggilan ke responden.

Pasukan Israel kemudian melepaskan tembakan dan membunuh dua pekerja ambulans yang dikirim untuk menemukannya, sehingga nasib Hind tidak diketahui hingga sekarang ditemukan juga meninggal.

Israel Sengaja Bikin Gaza Kelaparan

Pengeboman, pengepungan, dan agresi militer darat Israel yang terus berlanjut menyulitkan kelompok bantuan, termasuk UNRWA, untuk memfasilitasi masuk dan pengiriman makanan ke wilayah kantong yang terkepung tersebut.

Reuters menambahkan bahwa “hampir satu dari 10 warga Gaza yang berusia di bawah lima tahun kini mengalami kekurangan gizi akut, menurut data awal PBB dari pengukuran lengan yang menunjukkan penurunan fisik.”

Alex de Waal, direktur eksekutif Yayasan Perdamaian Dunia di Universitas Tufts, pekan lalu memperingatkan bahwa kecuali kampanye bersenjata Israel segera dihentikan, “Gaza akan dilanda kelaparan akut.”

De Waal menjelaskan, "Israel dengan sadar menciptakan kondisi ini, karena mereka telah diperingatkan, dan diperingatkan berulang kali, namun hal ini terus berlanjut. Dan hal ini membuat mereka bersalah. Dan apapun niatnya, kejahatan tetap dilakukan."

Pengeboman dan operasi darat Israel telah menewaskan 27.947 warga Palestina dan melukai 67.459 lainnya, mayoritas perempuan dan anak-anak.

Lebih banyak lagi yang mungkin terkubur di bawah reruntuhan blok apartemen dan rumah-rumah yang hancur akibat serangan udara dan penembakan Israel.

(oln/tc/aja/pc/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas