Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Benjamin Netanyahu Menganggap Jika Israel Tidak Menyerang Rafah Berarti Israel Telah Kalah Perang

Konflik di Gaza tampaknya akan merembet ke Mesir. Mesir siap berperang melawan Isael jika Israel melakukan penyerangan darat ke Rafah.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Benjamin Netanyahu Menganggap Jika Israel Tidak Menyerang Rafah Berarti Israel Telah Kalah Perang
Time of Israel
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan tengah melakukan inspeksi atau sidak ke markas pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang berada di jalur Gaza Utara. 

Benjamin Netanyahu Menganggap Jika Israel Tidak Menyerang Rafah Berarti Israel Kalah Perang

TRIBUNNEWS.COM- Konflik di Gaza tampaknya akan merembet ke Mesir. Mesir siap berperang melawan Isael jika Israel melakukan penyerangan darat ke Rafah.

Jika itu terjadi, maka kata Mesir itu artinya pelanggaran terhadap perjanjian perdamaian antara Mesir dan Israel.

Sementara israel menganggap perang di Gaza harus diselesaikan dengan menyerang Rafah, tempat mengungsi para pengungsi dari Gaza.

Perdana Menteri Israel yang berhaluan kanan, Benjamin Netanyahu, mengatakan pada hari Minggu bahwa seruan untuk tidak menyerang kota Rafah di Jalur Gaza selatan adalah seruan agar Israel kalah perang.

Baca juga: Imbas Pembantaian Rafah, Pengadilan Belanda Larang Pemerintah Pasok Senjata ke Israel: Tolak Banding

Komentarnya bertepatan dengan pernyataan lain Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant yang mengatakan bahwa memperdalam operasi militer di Gaza akan membawa Israel lebih dekat pada apa yang ia gambarkan sebagai ‘perjanjian realistis’ untuk pertukaran tahanan dengan Perlawanan Palestina.

Jika Tidak Menyerang Rafah, Israel Kalah dalam Perang

Berita Rekomendasi

Dalam sebuah wawancara dengan jaringan berita Amerika, ABC, Netanyahu berkata, “Mereka yang mengatakan bahwa kita tidak boleh memasuki Rafah dalam keadaan apa pun pada dasarnya mengatakan bahwa kita kalah perang. Pertahankan Hamas di sana.”

Ia membenarkan bahwa niat tentara Israel untuk memasuki Rafah masih ada, dengan mengklaim bahwa tentara Israel akan mencapai batalion terakhir Hamas di kota tersebut, yang ia anggap sebagai benteng terakhir pejuang Palestina di Gaza.

Netanyahu telah membuat klaim serupa mengenai kota-kota dan wilayah Palestina lainnya di masa lalu, awalnya mengklaim bahwa benteng Hamas berada di Gaza utara, dan khususnya di terowongan di bawah Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza.

Kemudian, ia mengklaim bahwa kota selatan Khan Younis adalah “ibu kota Hamas,” sebelum mengalihkan fokus ke Rafah, yang telah dibom berulang kali sejak awal perang, namun tidak diserang melalui pasukan darat.

Dalam wawancara terpisah, kali ini dengan Fox News, Netanyahu mengatakan satu-satunya cara Israel bisa membebaskan tahanannya di Gaza adalah dengan mengalahkan Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas.

Meskipun dilaporkan ada lebih dari 100 tahanan Israel, kebanyakan dari mereka adalah pria dan wanita militer, di Gaza, Israel menahan 9.000 tahanan politik Palestina.

Perjanjian Realistis

Mengomentari masalah yang sama, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga mengatakan bahwa semakin dalamnya operasi militer di Jalur Gaza, Tel Aviv semakin dekat dengan kesepakatan “realistis” untuk memulangkan tahanan di Gaza.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas