Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Imbas Pembantaian Rafah, Pengadilan Belanda Larang Pemerintah Pasok Senjata ke Israel: Tolak Banding

Perintah pengadilan tersebut dikeluarkan hanya beberapa jam setelah Israel menyerang kamp pengungsi Rafah di Jalur Gaza selatan , menewaskan 67 warga

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Imbas Pembantaian Rafah, Pengadilan Belanda Larang Pemerintah Pasok Senjata ke Israel: Tolak Banding
MOHAMMED ABED / AFP
Seorang pria duduk di samping jenazah orang-orang terkasih yang terbunuh dalam pemboman Israel, di rumah sakit Al-Najar di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 12 Februari 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. MOHAMMED ABED / AFP 

“Pembantaian pendudukan baru-baru ini adalah bukti validitas peringatan internasional dan ketakutan akan dampak buruk dari perluasan perang ke Rafah,” tambah kementerian tersebut.

Baca juga: Pemukim Israel Tinggalkan Gaza Pada 2005, Sekarang Mereka Mau Kembali: Awalnya Cuma Bikin Tenda

2 tawanan dibebaskan

Militer Israel atau IDF mengatakan pihaknya telah sukses menyerang sejumlah sasaran di distrik Shaboura di Rafah.

IDF juga mengumumkan bahwa mereka juga telah menyelamatkan dua tawanan yang dibawa oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober lalu.

Para pejabat militer mengatakan para tawanan itu, yang bernama Fernando Simon Marman dan Louis Har, berada dalam kondisi baik.

Sementara itu, Hamas memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah akan merusak perundingan untuk membebaskan sisa tawanan kelompok tersebut di Gaza.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Senin berjanji untuk terus melanjutkan serangan.

“Hanya tekanan militer yang berkelanjutan, hingga kemenangan penuh, yang akan menghasilkan pembebasan semua sandera kami,” katanya dalam sebuah pernyataan.

BERITA REKOMENDASI

Serangan terbaru di Rafah ini terjadi ketika Israel sedang bersiap melancarkan serangan besar-besaran, yang dikhawatirkan oleh lembaga bantuan akan mengakibatkan banyak korban sipil di wilayah terakhir yang relatif aman di Gaza.

Sekitar 1,4 juta warga Palestina, atau lebih dari separuh penduduk Gaza, memadati Rafah untuk menghindari pemboman Israel.

Hamas mengutuk Israel atas serangan tersebut.

Hamas menyebut serangan tersebut adalah perluasan ruang lingkup pembantaian yang dilakukan terhadap rakyat Palestina.

“Serangan tentara pendudukan Nazi terhadap kota Rafah malam ini... yang telah merenggut nyawa lebih dari seratus orang sejauh ini, dianggap sebagai kelanjutan dari perang genosida dan upaya pemindahan paksa yang dilakukan terhadap rakyat Palestina,” kata kelompok tersebut dalam siaran pers.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada hari Minggu (11/2/2024) memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk tidak melancarkan serangan terhadap Rafah tanpa rencana yang kredibel dan dapat dilaksanakan untuk menjamin keselamatan warga sipil.

Netanyahu menjanjikan perjalanan yang aman bagi warga Palestina di Rafah.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas