Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Diklaim Pernah Minta Gabung NATO, tapi Ditolak, Tucker Carlson Ungkap Penyebabnya

Rusia dilaporkan pernah meminta bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Rusia Diklaim Pernah Minta Gabung NATO, tapi Ditolak, Tucker Carlson Ungkap Penyebabnya
Gavriil GRIGOROV / POOL / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin saat diwawancarai oleh pembawa acara talk show asal Amerika Serikat, Tucker Carlson, di Kremlin di Moskow pada 6 Februari 2024. 

Kemudian, Carlson menyebutkan para politikus di Barat tidak menetapkan tujuan “yang bisa dicapai”.

“Saya pernah mendengar sendiri bahwa pejabat pemerintahan AS berujar bahwa kita hanya perlu mengembalikan Krimea kepada Ukraina,” katanya.

“Itu tak akan terjadi, selain [dengan] perang nuklir. Itu gila.

Bahkan, Carlson menyebut ucapan yang disampaikan pejabat AS itu menunjukkan bahwa mereka masih kanak-kanak dan tidak memahaminya.

Tolak tanyai Putin tentang dugaan pembunuhan

Carlson membela keputusannya untuk tidak menanyai Putin tentang dugaan bahwa Kremlin memerintahkan pembunuhan lawan politik.

Sebelumnya, dia ditanya tentang alasan tidak menanyai Putin perihal sosok oposisi bernama Alexey Navalny, dugaan pembunuhan atas dasar politik, atau pembatas di Rusia menjelang pemilihan presiden.

“Setiap pemimpin membunuh orang. Beberapa membunuh lebih banyak daripada lainnya,” kata Carlson dikutip dari Newsweek.

Baca juga: Dua Jam Full Tucker Carlson Wawancarai Putin : AS Ledakkan Pipa Nord Stream

Berita Rekomendasi

“Saya tidak berbicara tentang hal yang dibicarakan oleh setiap media Amerika lainnya.”

Namun, setelah dipaksa oleh Emad Aldin Adeeb, Carlson akhirnya mengungkapkan alasan lainnya.

“Karena hal itu rahasia dan karena saya telah menghabiskan hidup saya untuk berbicara dengan orang-orang yang menjalankan negara di berbagai negara dan telah mendapat kesimpulan berikut: bahwa setiap pemimpin membunuh orang, termasuk pemimpin saya.

Anggap Moskwa lebih baik

Carlson mengatakan dia kini berusia 54 tahun dan dulu tumbuh besar di Amerika yang memiliki kota-kota yang bagus, aman, dan indah.

Namun, kata dia, kota-kota itu sekarang sudah tidak ada lagi di negaranya.

Dia kemudian mengklaim Mokswa lebih bersih, aman, dan indah daripada kota-kora di AS saat ini.

Menurut dia, orang tidak akan bisa menaiki kereta bawah tanah di Kota New York karena kota itu kotor dan tidak aman.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas