Imbas Krisis Makanan, Warga Gaza Putar Otak, Olah Pakan Ternak Jadi Tepung untuk Memasak
Imbas krisis pangan pengungsi mulai putar otak untuk mencari cara agar dapat bertahan hidup, salah satunya dengan mengolah pakan ternak menjadi tepung
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM – Krisis pangan yang mengancam nasib jutaan warga Gaza, membuat sebagian pengungsi mulai putar otak untuk mencari cara agar dapat bertahan hidup ditengah gempuran rudal Israel.
Seperti salah satu pengungsi di wilayah Utara Gaza Mohammad Abu Awwad yang terpaksa mengolah pakan ternak menjadi tepung, bahan utama untuk memasak roti.
Meski tepung olahan dari pakan tidak memiliki gizi dan nutrisi yang cukup untuk tubuh, namun Awwad menjelaskan bahwa tepung olahan tersebut setidaknya dapat mengganjal perut keluarganya dari ancaman krisis pangan.
"Kami terpaksa menggunakan penggilingan jerami dan pakan ternak untuk menggantikan tepung sebagai bahan pangan,” jelas Awwad.
“Cara ini harus kami lakukan karena kamu membutuhkan makanan dan air untuk menjaga anak-anak kami agar tetap hidup," imbuh Abu Awwad, dikutip BBC International.
Israel Blokir Akses Pengiriman Bantuan
Krisis pangan mulai melanda Gaza tepat setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberlakukan aturan blokade bantuan kemanusian ke wilayah Gaza.
Israel bersikukuh tindakan dilakukan untuk melumpuhkan kekuatan militan Hamas, namun akibat aksi pemblokiran akses pangan jutaan warga Palestina saat ini tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan dengan baik.
Puluhan pabrik roti di Gaza yang terafiliasi oleh organisasi kemanusian, FAO juga kehabisan stok bahan pangan hingga tidak dapat menjalankan pembagian program makanan gratis kepada masyarakat sekitar.
Tak hanya itu dampak dari krisis juga membuat harga satu kantong tepung dibanderol naik jadi 200 dolar AS atau sekitar Rp3,12 juta.
Hingga para pengungsi terpaksa mengolah pakan ternak menjadi tepung untuk bahan pangan.
Baca juga: Perang Israel di Gaza Hari ke-131, Pejabat Mesir Catat Kemajuan Kesepakatan Gencatan Senjata
Badan Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Med bahkan menggambarkan situasi yang tengah terjadi di Gaza sebagai "perang kelaparan".
"Kami tahu ada risiko kelaparan yang sangat serius di gaza jika kami tidak memberikan bantuan pangan dalam jumlah yang sangat besar secara rutin," kata Kepala Regional WFP, Matt Hollingworth.
Anak Di Gaza Alami Stunting dan Gizi Buruk
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengungkapkan, saat ini sebanyak 2,3 juta rumah tangga di jalur Gaza menderita kerawanan pangan akibat aksi blokade yang dilakukan militer Israel.
Tak hanya itu pasca Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan penghentian pasokan listrik, bahan bakar, dan bahan pangan, kini ratusan anak dan balita terancam mengalami stunting dan gizi buruk akibat tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.
“Sebelum 7 oktober, sebanyak 33 persen penduduk menghadapi kerawanan pangan. Kini dapat kami pastikan bahwa 100 persen penduduk sudah menghadapinya,” kata direktur Jenderal Fao Qu Dongyu sebagaimana dikutip dari Anadolu Agency.
Korban Tewas Gaza Tembus 28.473 Orang
Sementara itu menurut laporan Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengatakan setidaknya 28.473 orang telah dinyatakan tewas akibat rudal Israel.
Termasuk diantaranya ada lebih dari 12.300 anak-anak dan sekitar 8.400 wanita.
Selain mengalami korban tewas, serangan Israel juga memicu lonjakan korban luka yang mencapai 68.146 orang, termasuk 8.663 anak-anak dan 6.327 perempuan.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)