Perekonomian Israel Makin Terpuruk Imbas Perang dengan Hamas di Gaza
Warga Israel berhenti belanja dan bepergian, ratusan ribu orang dipanggil ke tugas militer cadangan.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JERUSALEM – Perekonomian Israel terpukul setelah lebih dari empat bulan berperang dengan kelompok militan Palestina Hamas di Gaza.
Namun, perekonomian Israel diperkirakan akan tumbuh sedikit tahun ini sebelum pulih kembali pada 2025 selama konflik di Gaza masih dapat diatasi.
Perekonomian Israel yang bernilai 500 miliar dolar AS telah berkembang pesat dan diperkirakan tumbuh sekitar 3,5 persen tahun lalu, tetapi setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, perekonomian terhenti.
Baca juga: Bentrok Israel-Hamas di Khan Yunis, Brigade Al-Qassam: Kami Antar Komandan IDF ke Neraka
Warga Israel berhenti belanja dan bepergian, ratusan ribu orang dipanggil ke tugas militer cadangan dalam salah satu mobilisasi pasukan terbesar yang pernah dilakukan Israel dan ribuan pekerja Palestina diberhentikan.
Para ekonom lantas memperkirakan kontraksi ekonomi Israel sebesar dua digit, yang didorong oleh penurunan belanja konsumen, investasi di berbagai bidang seperti konstruksi, di mana separuh lokasi bangunan tidak digunakan sejak krisis tersebut.
Kepercayaan konsumen berada pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak pandemi Covid-19 pada tahun 2020, sementara tingkat inflasi tahunan telah kembali turun menjadi 3 persen, sehingga mendorong penurunan suku bunga Bank Israel sebesar seperempat poin pada bulan lalu.
Pada awal perang, sebagian besar pengeluaran swasta hanya digunakan untuk barang-barang penting seperti makanan, sementara warga Israel tidak berminat melakukan perjalanan untuk bersantai, bahkan menonton film atau pertunjukan.
Meskipun pertempuran terus berlanjut di Gaza, ribuan tentara cadangan telah dipulangkan dan massa kembali ke pusat perbelanjaan dan restoran yang ditutup pada awal perang.
“Sepertinya perekonomian kembali pulih,” kata Gil Bufman, kepala ekonom Leumi Bank.
Dia menunjuk pada data real-time seperti pembelian kartu kredit yang menunjukkan “permintaan kembali” setelah penurunan permintaan di bulan Oktober, sebelum stabil di bulan November dan membaik di bulan Desember.
Pertumbuhan ekonomi Israel pada 2023 diperkirakan sekitar 2 persen dengan proyeksi untuk tahun 2024 antara 0,5 persen hingga 2 persen, didorong oleh belanja negara yang tinggi sebelum berkembang lebih pesat pada tahun 2025.
Perlambatan pada tahun lalu yang terjadi di tengah kemerosotan global diikuti oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat pascapandemi sebesar 9,3 persen pada tahun 2021 dan 6,5 persen pada tahun 2022.
Ekspansi ini dipimpin oleh sektor teknologi tinggi yang menyumbang 17 persen dari output perekonomian, 12 persen dari lapangan kerja dan 56 persen ekspor.
"Kami tidak menghadapi masalah mendasar dalam perekonomian. Sebaliknya. Perekonomian kami cukup tangguh," kata Avi Simhon, kepala penasihat ekonomi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Dia menambahkan, pendapatan pajak yang lebih kuat dari perkiraan pada bulan Januari telah membantu menciptakan surplus anggaran bulanan.