Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pertama Kalinya, Korea Utara Retas E-mail Ajudan Presiden Korea Selatan

Pertama kalinya, Korea Utara berhasil meretas e-mail pribadi ajudan Presiden Korea Selatan, demikian konfirmasi kantornya kepada BBC.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Pertama Kalinya, Korea Utara Retas E-mail Ajudan Presiden Korea Selatan
Yonhap News
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol mengumumkan masa berkabung nasional buntut dari tragedi pesta Halloween di Itaewon, Seoul yang menewaskan hingga 151 orang pada Sabtu (29/10/2022). Selain itu, ia juga meminta kepada masyarakat dan kantor pemerintahan Korea Selatan untuk mengibarkan bendera setengah tiang. 

TRIBUNNEWS.COM - Pertama kalinya, Korea Utara berhasil meretas e-mail pribadi ajudan Presiden Korea Selatan, demikian konfirmasi kantornya kepada BBC.

Pelanggaran ini terjadi menjelang kunjungan kenegaraan Presiden Yoon Suk Yeol ke Inggris pada November 2023 lalu.

"Anggota staf tersebut diretas setelah menggunakan akun e-mail pribadi untuk pekerjaan resmi," kata kantor presiden.

Sebuah surat kabar lokal mengutip sumber tingkat tinggi pemerintah yang mengatakan bahwa peretas telah mengakses jadwal perjalanan Yoon.

Surat kabar Kukmin Ilbo menambahkan bahwa pesan yang dikirim oleh presiden juga telah dicuri.

Namun kantor kepresidenan tidak bersedia mengungkapkan informasi apa saja yang dicuri.

Kejadian ini diperkirakan merupakan pertama kalinya Korea Utara berhasil meretas anggota tim presiden Korea Selatan.

BERITA TERKAIT

Dalam sebuah pernyataan, kantor kepresidenan menekankan bahwa sistem keamanannya tidak diretas.

“Pelanggaran ini disebabkan oleh pelanggaran peraturan keamanan yang ceroboh oleh seorang administrator yang menggunakan e-mail komersial untuk tujuan kerja,” katanya kepada BBC.

Dilansir Start News Global, meskipun Korea Utara pernah melakukan serangan peretasan di masa lalu, ini adalah pertama kalinya seorang pembantu resmi presiden diretas.

Kantor kepresidenan mengatakan serangan peretasan adalah kejadian biasa.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-720: Norwegia Tuduh Kremlin Dibantu Iran, China, Korea Utara, Belarus

Seoul juga menyalahkan Pyongyang karena melakukan serangan peretasan menjelang latihan AS-Korea Selatan pada Agustus tahun lalu.

Korea Utara menggunakan peretasan dunia maya untuk mencuri uang dan informasi, dan sarana yang digunakan semakin canggih.

Pyongyang dikenakan sanksi internasional yang ekstrem, dan para peretas siber berusaha mencuri sejumlah besar uang, seringkali dalam bentuk mata uang kripto, untuk mendanai rezim tersebut dan program senjata nuklirnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas