Cegah Serangan Israel dan Antisipasi Eksodus Warga Palestina, Mesir Bangun Tembok Sepanjang 8 Mil
Pihak berwenang Mesir saat ini sedang berupaya membangun pagar tembok seluas 8 mil persegi di Gurun Sinai dekat perbatasan.
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Agave Boniarce Veva Situmorang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak berwenang Mesir saat ini sedang berupaya membangun pagar tembok seluas 8 mil persegi di Gurun Sinai dekat perbatasan.
Pembangunan pagar tembok tersebut dilakukan oleh Mesir sebagai bentuk antisipasi akan kekhawatiran mereka terhadap serangan Israel di Gaza selatan, yang diduga akan menimbulkan banjir pengungsi.
Selama berminggu-minggu, Mesir telah berupaya meningkatkan keamanan di sekitar perbatasan untuk mencegah masuknya warga Palestina, dengan mengerahkan tentara dan kendaraan lapis baja serta memperkuat pagar.
Kompleks yang besar ini merupakan bagian dari rencana darurat jika sejumlah besar warga Gaza berhasil masuk.
Apabila nantinya terjadi eksodus besar-besaran warga Palestina dari Gaza, Mesir akan berusaha membatasi jumlah pengungsi, jauh di bawah kapasitas wilayah tersebut, idealnya sekitar 50.000 hingga 60.000 orang.
Jika Mesir mulai menerima pengungsi Palestina dalam jumlah besar, Mesir akan memperketat pembatasan masuk dan keluar di wilayah yang lebih luas di Sinai utara, termasuk salah satunya di ibu kota regional Al-Arish.
Lebih lanjut, Sinai Foundation for Human Rights, sebuah organisasi nirlaba yang memantau kejadian di wilayah tersebut, telah menerbitkan sebuah laporan pada minggu ini, yang mendokumentasikan pembangunan pagar tersebut, termasuk foto-foto yang dikatakan sebagai tembok beton setinggi lebih dari 7 meter.
Foto-foto itu juga menunjukkan sebagian besar wilayah Mesir, antara jalan raya dan perbatasan Gaza, yang telah dibuldoser. Buldoser tiba di lokasi pada tanggal 3 Februari, dan penggalian awal zona penyangga dimulai pada 6 Februari.
Jika zona penyangga, yang membentang dari ujung perbatasan Gaza hingga Laut Mediterania selesai dibangun, maka kompleks penyeberangan perbatasan Mesir-Rafah akan sepenuhnya ditelan.
Mengutip keterangan para pejabat dan analis regional Mesir, kamp berbenteng yang mereka dirikan tersebut pada akhirnya dapat digunakan untuk berbagai cara.
Dalam satu skenario, hal ini bisa menjadi jaring pengaman jika warga Palestina menyerbu perbatasan. Di sisi lain, Mesir tetap akan setuju menerima pengungsi Palestina dalam jumlah terbatas dengan imbalan finansial atau insentif lainnya.
“Ini adalah upaya multi-cabang dari Mesir untuk melawan skenario apapun yang tidak sesuai dengan kondisi yang diterima,” kata Mohammad Sabry, seorang analis keamanan Mesir.
Sebelumnya, ketika perdana menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan pasukannya perlu melawan Hamas di Rafah, sebuah kota Palestina di perbatasan Mesir, para pejabat Mesir telah memperkirakan bahwa serangan besar Israel bisa saja terjadi dalam beberapa minggu kedepan.
Israel juga dilaporkan telah berusaha menekan Mesir untuk menerima operasi militer di Rafah, dengan alasan bahwa pasukan Israel harus memotong perbatasan Gaza dengan Mesir untuk memblokir kemampuan Hamas dalam menyelundupkan senjata, namun Mesir menolak tawaran tersebut.
Baca juga: Mesir Siapkan Zona Penyangga di Sinai Ketika 1,4 Juta Warga Gaza Terpaksa Mengungsi
Selain itu, Mesir bahkan memberikan peringatan kepada Israel, dan mengancam akan meninggalkan perjanjian damai dengan Israel yang telah berumur puluhan tahun, jika sampai terjadi banjir pengungsi Palestina di Mesir akibat ulah Israel.(cnn)