Matinya Kemanusiaan, Sakit Jiwanya Tentara Israel Bagikan Video Gembira Penyiksaan Warga Palestina
tentara IDF tertarik dan punya kecenderungan untuk menampilkan dan membagikan klip video dan foto pelanggaran kemanusiaan yang mereka lakukan di Gaza.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Salah satu video menunjukkan tentara IDF merokok hookah dan makan keripik kentang, merasa nyaman di sebuah rumah warga Palestina yang mata penghuninya ditutup dan tangan mereka diikat ke belakang.
Video lain dari Jenin menunjukkan seorang tentara IDF membacakan doa Yahudi dari sebuah masjid.
Menandatangani Peluru Artileri
Menurut laporan tersebut, tren terkini di kalangan tentara IDF adalah penandatanganan peluru artileri beserta pesan.
Presiden Israel Isaac Herzog sendiri melakukan tindakan tersebut saat melakukan kunjungan lapangan pada 25 Desember 2023.
Laporan tersebut juga mengakui peran influencer online Israel.
Misalnya, blogger dan tentara Guy Hochman terlihat mengunjungi rumah yang hancur di Gaza, seolah-olah dia sedang mengunjungi apartemen sewaan di Airbnb.
Dengan nada yang sangat menyindir, Hochman menunjukkan plafon yang bobrok, lantai yang tertutup puing-puing, dan dinding yang dihiasi pesan-pesan anti-Palestina yang berbunyi, “Seluruh tempat tinggal ini gratis.”
Dalam video lain yang direkam di Gaza, ia menyatakan, “Pasir ini milik kita, laut ini milik kita.”
Kebanggaan dalam Kehancuran
Laporan tersebut menyoroti kalau perilaku aneh dalam perang ini, yang diwakili oleh tentara IDF sendiri, mengungkapkan apa yang oleh sosiolog politik Yagil Levy disebut sebagai “dehumanisasi melalui penghinaan.”
Sentimen ini meliputi sebagian besar masyarakat Israel.
Khususnya, terkait muncul video yang menunjukkan orang-orang Israel yang menyamar dengan pakaian Palestina selama pertunjukan teater, mengejek pembantaian yang terjadi hanya beberapa kilometer jauhnya.
Seorang aktivis Israel yang tinggal di Jerman, Nimrod Flashenberg, berkomentar, “Yang meresahkan adalah mereka memfilmkan diri mereka sendiri saat merayakan pemboman universitas dan rumah di Gaza. Sungguh mengherankan betapa besarnya kegembiraan dan kebanggaan yang dirasakan para prajurit ini dalam menghancurkan sebuah negara dan penduduknya. Keterpisahan dari kemanusiaan ini begitu mendarah daging sehingga mereka tidak percaya bahwa mereka melakukan kesalahan apa pun. Namun, kami hanya melihat sekilas karena tentara memantau dan mengontrol membocorkan gambar dari garis depan.”
Tindakan menandatangani peluru dan merayakan kehancuran menimbulkan pertanyaan etika kemanusiaan yang serius dan menggarisbawahi kompleksitas konflik di wilayah tersebut.
"Mentalitas Israel seolah-olah menghapus keberadaan penduduk Gaza dan menyalahkan Hamas atas semua kerugian warga sipil," tulis laporan tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.