Ratusan Dokter Demo dan Ancam Mogok Kerja, PM Korsel Minta Mereka Tetap Layani Pasien
Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo pada hari Minggu minta para dokter untuk tetap melayani pasien di tengah aksi pemogokan.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo pada hari Minggu minta para dokter untuk tetap melayani pasien di tengah pemogokan yang akan mereka lakukan sebagai protes atas keputusan pemerintah untuk menaikkan kursi pendaftaran sekolah kedokteran.
Menurutnya, apabila para dokter serentak melakukan aksi mogok kerja, maka tidak ada yang melayani pasien di fasilitas kesehatan.
“Jika dokter benar-benar mengambil tindakan yang mengakibatkan kekosongan layanan kesehatan, maka kerugiannya akan menimpa masyarakat,” kata Han dalam sebuah pernyataan, dikutip dari YonHap News Agency.
Ia menjelaskan, apabila fasilitas kesehatan kosong akibat tidak ada dokter yang bertugas, maka berdampak buruk bagi masyarakat.
“Kekosongan layanan kesehatan akibat tindakan kolektif adalah sesuatu yang tidak boleh terjadi, karena hal ini merenggut nyawa dan kesehatan masyarakat," jelasnya.
Han menekankan bahwa upaya pemerintah untuk mereformasi sektor medis hanya dapat berhasil jika negara tersebut memiliki lebih banyak dokter.
Sebelumnya, pemerintah Korea Selatan memiliki rencana untuk menambah 2.000 kuota mahasiswa baru sekolah kedokteran pada tahun depan.
Keputusan tersebut mendapat kecaman dari para dokter di Korea Selatan.
Para dokter di Korea Selatan mengancam akan mengadakan pemogokan besar-besaran dan tindakan lain yang bertentangan dengan keputusan pemerintah.
Menurut TIME, Pemogokan ini direncanakan oleh 2.700 dokter peserta pelatihan, yang merupakan 37 persen dari total dokter di rumah sakit dan merupakan dokter inti dalam tugas darurat.
Tidak hanya itu, dokter peserta pelatihan dari lima rumah sakit umum besar di Seoul mengatakan bahwa mereka akan menyerahkan surat pengunduran diri pada hari Senin.
Baca juga: Pertama Kalinya, Korea Utara Retas E-mail Ajudan Presiden Korea Selatan
Han kemudian menjelaskan bahwa kebutuhan dokter tambahan ini akan sangat bermanfaat kedepannya bagi fasilitas kesehatan di Korea Selatan.
Selain itu, ia juga menjelaskan untuk mendidik dokter spesialis membutuhkan waktu yang lama, sehingga harus diputuskan secepat mungkin.
“Mengingat waktu yang dibutuhkan untuk mendidik dokter spesialis, kita tidak bisa lagi menunda kenaikan ini. Tidak hanya pasien yang menua, tapi juga para dokter,” kata Han.