Usai Abstain dalam Voting, Inggris Bela Israel di Hadapan Mahkamah Internasional
Inggris memilih abstain dalam voting resolusi perdamaian Hamas-Israel yang diajukan Algeria. Inggris bela Israel di hadapan Mahkamah Internasional.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Inggris membela Israel di hadapan Mahkamah Internasional (ICJ) dalam agenda dengar pendapat di Den Haag, Belanda.
Hal ini disampaikan dalam pidato Profesor Hukum Internasional di Universitas Oxford, Dan Saroshi, atas nama Inggris.
Ia mengatakan perbedaan pendapat antara Israel dan Palestina tidak boleh diselesaikan dalam kerangka fungsi penasehat Mahkamah Internasional.
Agenda itu termasuk dalam sidang yang membahas konsekuensi hukum yang timbul dari kebijakan dan praktik Israel di wilayah pendudukan Palestina.
“Pengadilan tidak seharusnya menyelesaikan perselisihan antara pihak-pihak yang menggunakan yurisdiksi penasehatnya,” kata Dan Saroshi, Jumat (23/2/2024).
“Sebaliknya, fungsi penasehatan pengadilan adalah untuk memberikan nasihat hukum kepada badan-badan PBB yang meminta pendapat," lanjutnya, dikutip dari Arabi Trend.
Menurutnya, pernyataan dari berbagai negara yang membela Palestina akan merugikan Israel.
"Pernyataan yang diajukan saat ini dalam pendapat pengadilan akan menciptakan situasi yang merugikan Israel," katanya.
Dan Saroshi menekankan bahwa persetujuan Israel harus diperoleh dalam kasus ini.
Sebelumnya, Inggris memilih abstain dan Amerika Serikat memveto resolusi perdamaian Hamas-Israel yang diajukan oleh Algeria ke ICJ pada Selasa (20/2/2024), dikutip dari Al Jazeera.
Sementara itu, Direktur Urusan Hukum Kementerian Luar Negeri Inggris dan perwakilannya di Mahkamah Internasional, Sally Langrishe, mengatakan posisi Inggris tetap sama yaitu mendukung solusi dua negara.
Baca juga: Kata Militer Kairo Soal Kabar Pesawat Israel Langgar Wilayah Udara Mesir Saat Bombardir Rafah
"Posisi kami dalam konflik tersebut telah diketahui sejak lama, karena solusi dua negara adalah satu-satunya solusi yang akan menjamin penentuan nasib sendiri bagi rakyat Palestina dan melindungi identitas dan keamanan Israel," kata Sally Langrishe, Sabtu (24/2/2024).
Ia mengatakan Inggris mendorong gencatan senjata segera di Jalur Gaza.
“Inggris ingin segera menghentikan serangan di Gaza, dan kemudian mencapai gencatan senjata yang berkelanjutan dan permanen," lanjutnya.